BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Pascasarjana Universitas Pasundan (Unpas) kembali melahirkan doktor baru.
Tuti Haryanti resmi meraih gelar Doktor Ilmu Sosial dalam Sidang Promosi Doktor yang digelar pada Kamis (22/5/2025) di ruang sidang lantai 6 Gedung Paguyuban Pasundan, Jalan Sumatera No. 41, Kota Bandung.
Sidang dipimpin oleh Prof. Dr. H. Bambang Heru P, M.S. selaku Ketua Sidang. Tuti dibimbing oleh tim promotor yang terdiri dari Prof. Dr. H. Thomas Bustomi, M.Si., serta co-promotor Prof. Dr. Lia Muliawaty, M.Si.

Bertindak sebagai penguji eksternal adalah Prof. Dr. H. Kamal Alamsyah, M.Si., dan Prof. Dr. H. Soleh Suryadi, M.Si.
Tujuan dan Hasil
Disertasinya berjudul “Strategi Pengembangan Kapasitas Organisasi Balai Latihan Kerja Komunitas Kementerian Ketenagakerjaan (Studi Kasus di Balai Latihan Kerja Komunitas Inkubator di Kabupaten Garut)”.
Tuti menyoroti permasalahan pengelolaan Balai Latihan Kerja Komunitas (BLK-K) di Kabupaten Garut. Sebagai bagian dari program strategis pemerintah dalam meningkatkan keterampilan masyarakat.
Penelitian tersebut mengungkap adanya hambatan pada tiga level, yakni sistem kebijakan, kelembagaan, dan individu.
Di level sistem, belum terintegrasinya program BLK-K inkubator wirausaha dengan kebijakan pemerintah menjadi tantangan utama.
Di tingkat kelembagaan, disharmonisasi antara pemilik yayasan/pondok pesantren dan tujuan pendirian BLK-K masih terjadi.

Sementara di level individu, keterbatasan jumlah dan kualitas SDM turut menghambat efektivitas program.
Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan studi kasus.
Hasilnya menunjukkan bahwa strategi pengembangan kapasitas BLK-K mencakup penyusunan prosedur kerja yang jelas. Penataan struktur organisasi, peningkatan kualitas individu melalui pelatihan. Serta penguatan kemitraan dengan sektor industri dan pemerintah daerah.
Selain itu, pengembangan kurikulum yang relevan, program pelatihan terintegrasi dan aplikatif. Serta pelatihan berbasis proyek dan soft skills menjadi bagian dari strategi peningkatan daya saing lulusan BLK-K.
Namun, tantangan masih ada, antara lain pemahaman terbatas terhadap standar operasional, perubahan regulasi. Keterbatasan fasilitas, rendahnya motivasi peserta, dan keragaman latar belakang pendidikan.
Harapan
Saat ditemui usai sidang, Tuti menjelaskan bahwa penelitiannya menggunakan teori Grindle yang mencakup tiga intervensi: sistem, kelembagaan, dan individu.
Ia berharap penelitian ini dapat menjadi rujukan bagi kebijakan di bidang ketenagakerjaan. Terutama dalam menyinergikan kebijakan pusat dan daerah.

“Harapan saya, penelitian ini bisa dilanjutkan oleh peneliti berikutnya dengan lebih mendalami teori Grindle. Khususnya kaitannya dengan kondisi eksternal. Kepada pemangku kebijakan, saya harap kebijakan terkait bisa lebih bersinergi dengan pemerintah daerah. Kepada BLK Komunitas, saya harap terus bersemangat untuk melakukan pengembangan dan adaptasi terhadap teknologi,” tuturnya.
Tuti juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Unpas yang telah membimbingnya selama proses studi.
“Saya tidak salah pilih masuk Unpas. Para promotor dan dosen membimbing sesuai potensi saya. Pendekatan keagamaan Islam juga sangat membantu saya lebih tenang dalam menghadapi situasi sulit. Terutama saat menyusun disertasi,” ujar Tuti.
Tuti lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,67 predikat sangat memuaskan dan menjadi doktor ke-290 yang dihasilkan Pascasarjana Ilmu Sosial Unpas. (han)












