BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Kota Bandung kembali menegaskan posisinya sebagai destinasi unggulan sport tourism nasional melalui gelaran akbar POCARI SWEAT Run Indonesia 2025, yang berlangsung selama dua hari pada 19–20 Juli 2025.
Ajang lari hybrid tahunan terbesar di Indonesia ini mencatat rekor partisipasi lebih dari 46.000 pelari. Terdiri dari 16.023 peserta offline yang berlari dari Balai Kota Bandung dan 30.314 peserta virtual dari berbagai penjuru Indonesia. Mulai dari Aceh hingga Papua.
Wali Kota Bandung Muhammad Farhan menyampaikan apresiasi atas sinergi semua pihak. Mulai dari pemerintah kota, kepolisian, komunitas, hingga warga, yang membuat acara ini berjalan lancar dan berkesan.
Ia menyebut bahwa POCARI SWEAT Run kini menjadi salah satu ajang terbesar di Kota Bandung. Bahkan digelar selama empat hari berturut-turut sejak Kamis hingga Minggu, mencakup Race Pack Collection, expo UMKM, dan lomba utama.
“Event ini bukan hanya ajang lari, tapi bagian penting dari strategi ekonomi Kota Bandung berbasis pariwisata olahraga. Peserta yang hadir bukan hanya berlari, tapi juga berwisata, menginap, belanja, dan menikmati Bandung. Saya optimis ini memperkuat ekosistem sport tourism kita,” ujar Farhan dalam konferensi pers, Sabtu (20/7/2025).
Rekayasa Lalu Lintas yang Tidak Mudah dan Kolektif Data Presisi

Farhan mengakui bahwa penyelenggaraan event besar seperti ini membutuhkan rekayasa lalu lintas yang tidak mudah, mengingat kepadatan Kota Bandung.
Namun ia menegaskan bahwa Pemkot Bandung, bersama kepolisian dan stakeholder lainnya, telah menyiapkan skema dengan matang.
“Kita sudah jaga semua rute sedemikian rupa. Bahkan hari Jumat, pukul 10 pagi, kita masih melakukan rapat koreksi pelaksanaan. Kami juga libatkan RT/RW dan petugas kebersihan dari enam kecamatan dan 16 kelurahan. DLH sudah mulai menyisir sampah sejak tengah malam agar pelari mendapatkan pengalaman terbaik,” tambahnya.
Farhan juga menekankan bahwa ke depannya, Pemkot Bandung akan melakukan pengukuran ekonomi secara lebih presisi. Dengan metode data komposit, bekerja sama dengan perusahaan teknologi digital seperti Google Cloud dan Amazon.
Langkah ini penting untuk menguatkan argumentasi bahwa sport tourism layak menjadi sektor andalan kota.
Perubahan dan Perbaikan Signifikan
Di sisi lain, Puspita Winawati, Marketing Director PT Amerta Indah Otsuka, menjelaskan bahwa penyelenggaraan tahun ke-12 ini mengusung perubahan signifikan.
Tahun ini, kategori marathon ditiadakan dan waktu lomba dimajukan—mulai pukul 05.00 WIB pada Sabtu dan 04.00 WIB pada Minggu—demi meminimalisir gangguan pada aktivitas warga.
“Kami melakukan koordinasi berbulan-bulan dengan Pemkot Bandung dan berbagai pihak. Agar rute dan waktu pelaksanaan tidak menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat. Bandung tetap menjadi pilihan utama karena iklimnya nyaman, kulinernya kaya, dan sambutan warganya hangat,” ujar Puspita.
Ia juga menyebut bahwa dari total 16.000 pelari offline, sekitar 71 persen berasal dari luar Kota Bandung, menunjukkan bahwa daya tarik kota ini sebagai destinasi sport tourism semakin menguat.
“Ini bukan sekadar event lari, tapi juga wadah pemberdayaan ekonomi lokal. Banyak UMKM Bandung ikut berpartisipasi. Mulai dari stand di expo hingga produksi apparel olahraga eksklusif. Bahkan ada limited edition local brand yang diburu pelari luar kota,” tuturnya.
Komitmen POCARI SWEAT terhadap aspek sosial dan lingkungan juga terlihat melalui inisiatif “Run for Blue Planet”. Yang sejak 2022 berhasil mendaur ulang 11,4 ton sampah.
Tahun ini, gerakan itu diperkuat dengan parade pemuda memungut sampah sepanjang rute. Serta kehadiran hydration point setiap 1,5–2,5 km, musala di sembilan titik, dan layanan medis dari 55 running doctors.
Event yang Terbaik

Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Dr. Budi Sartono pun menilai bahwa pelaksanaan tahun ini merupakan salah satu yang terbaik.
“Sterilisasi rute sepenuhnya berhasil dilakukan di hari Sabtu, dan sebagian di hari Minggu. Ini tidak lepas dari kerja sama yang solid antarlembaga. Masyarakat juga berperan besar dalam menjaga kelancaran. Ini bisa jadi benchmark pelaksanaan event lari di kota-kota lain,” katanya.
Farhan pun berharap agar data yang terkumpul dari peserta—mulai dari asal kota, lama menginap, hingga pengeluaran rata-rata—dapat dibagikan kepada Pemkot Bandung. Data ini penting untuk pengambilan kebijakan ekonomi dan evaluasi ke depan.
“Kami ingin mulai mengukur kontribusi ekonomi dari sport tourism secara digital dan presisi. Karena itu, saya minta agar pihak penyelenggara berbagi data kepada kami. Semakin kuat datanya, semakin besar peluang kita mengembangkan event serupa,” jelas Farhan.
Lokasi Kedua POCARI Run
Sebagai penutup, Puspita Winawati menyampaikan bahwa setelah Bandung, POCARI SWEAT Run Indonesia akan diselenggarakan di Mandalika, Nusa Tenggara Barat, pada akhir tahun 2025.
Konsepnya tetap sport tourism dengan keunikan lokal, termasuk sunset run di dalam sirkuit Mandalika.
POCARI SWEAT Run Indonesia 2025 didukung penuh oleh Pemerintah Kota Bandung, Kepolisian Resor Kota Besar Bandung, serta puluhan sponsor.
Termasuk Jenius, Blibli, 2XU, Astra Life, Asics, Toyota, Salonpas Let’s Move, Rexona, Daikin, MS Glow For Men, Wardah, Panasonic, Mayapada Hospital, Alfamart, Biznet, Bluebird, Garuda Indonesia, Sunpride, Garmin, Shokz, Lima, Onpoint, SOYJOY, dan ORONAMIN C.
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Instagram resmi di @pocarisportid. (*/han)












