
WWW.PASJABAR.COM – (Sejarah Paguyuban Pasundan) Pada perkembangan berikutnya, setelah tahun 1959, dalam konteks percaturan politik makin mengerut. Paguyuban Pasundan lebih memfokuskan diri pada prioritas penyelenggaraan pendidikan, serta pemuliaan budaya.
Untuk mengimplementasikan misi memerangi kebodohan, Paguyuban Pasundan pada tahun 1922 mendirikan HIS dan MULO Pasundan di Tasikmalaya.
Paguyuban Pasundan juga memiliki Surat Kabar Sipatahoenan, yang oplahnya cukup besar dan pembacanya di beberapa negara.
Saat ini pendidikan dasar dan menengah berkembang pesat yang tersebar di berbagai kota di Jawa Barat dan Banten, yang jumlahnya ada 118 sekolah.
Alumni dari HIS dan Mulo Pasundan Tasikmalaya melahirkan orang-orang besar seperti : Jendral Umar Wirahadikusumah (Mantan Wapres RI), Prof. Dr. Ir. Toyib Hadiwidjaja pernah menjadi Rektor IPB dan pernah beberapa kali menjadi Menteri Pertanian, Letjen Mashudi mantan Gubernur Jawa Barat dan Ka Kwarnas Gerakan Pramuka, Mayjen Solihin GP Mantan Gubernur Jawa Barat, Prof. Dr. Numan Soemantri Rektor IKIP.
Banyak alumni pendidikan dasar dan menengah yang menduduki jabatan strategis di berbagai bidang di Indonesia. Termasuk TNI, Polri dan Pebisnis yang sukses.
Sektor Pendidikan
Pada tahun 1957, Ketua Umum Paguyuban Pasundan Pak Suradiradja menjadi Ketua Panitia Pendiri Universitas Padjadjaran (Unpad). Dan pada tahun 1960 Pak Suradiradja juga mendirikan Universitas Pasundan dan sekaligus beliau sebagai Rektor pertama Unpas.
Unpas saat ini telah berkembang luar biasa, dan telah menjadi perguruan tinggi swasta papan atas dengan akreditasi kelembagaan “A”. Dan menjadi PTS 3 besar di Indonesia yang mahasiswanya berasal dari berbagai provinsi dan berbagai negara.
Tahun 1964 didirikan Sekolah Tinggi Hukum Pasundan di Sukabumi dan menyusul tahun 1971 didirikan Akademi Ilmu Keuangan Pasundan (AIKPAS) di Bandung yang berubah namanya menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pasundan (STIEPAS).
Pada tahun 1986 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan membuka kelas jauh di Cimahi. Yang kemudian berubah menjadi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Pasundan Cimahi pada tahun 1987.
Memang secara sistemik, proses pendidikan akan berpengaruh terhadap bangunan politik sebuah bangsa. Proses pencerdasan bangsa lewat pendidikan bisa dijadikan sebagai percepatan kesadaran (melek) politik sebuah komunitas.
Wajar jika Paguyuban Pasundan bertindak sebagai pelegitimasi kesundaan yang mampu berkiprah sebagai lembaga yang berpengaruh.
Untuk mengimplementasikan memerangi kemiskinan, pada tahun enam puluhan di bidang ekonomi, Paguyuban Pasundan mendirikan “Bank Central Pasundan”, Yayasan Kesejahteraan Pasundan, Percetakan PT. Pengharepan Baru dan Lembaga Bantuan Hukum Pasundan. (Sejarah Paguyuban Pasundan) (han)












