Bandung, www.pasjabar.com — Fahrurrazi Ishak, atau yang akrab disapa Oji, adalah anak muda kreatif asal Bandung yang membuktikan bahwa passion bisa jadi jalan rezeki. Lulusan Teknik Pangan Universitas Pasundan (UNPAS) angkatan 2019 ini awalnya tidak pernah menyangka akan menekuni dunia seni digital.
“Awalnya itu pas pandemi. Kuliah online, bingung mau ngapain selain tugas kampus. Jadi mulai aja gambar-gambar buat ngisi waktu,” kenangnya saat ditemui saat Solo Exhibition di Artspace De Braga Hotel Bandung.
Yang semula cuma iseng untuk membunuh waktu, lambat laun berubah menjadi karya yang diakui banyak orang. Dari menggambar manual pakai cat akrilik di buku gambar, kini ia aktif berkarya secara digital lewat iPad dan aplikasi Procreate. Nama seninya: Ozimiyaki—identitas khas yang ia bangun di dunia maya.
Jualan Karya Lewat NFT, Pasar Digital yang Menggiurkan
Tak hanya menyalurkan kreativitas, Oji mulai mengeksplorasi potensi cuan dari seni digital. Ia pun terjun ke dunia NFT (Non-Fungible Token), tempat seniman bisa menjual karya dalam bentuk aset digital lewat teknologi blockchain.
“Pertama kali dapat uang dari karya seni itu totalnya sekitar tiga juta, dari beberapa karya. Pembelinya kebanyakan orang luar, dan anonim,” jelasnya.
Bagi Oji, NFT bukan cuma tren sesaat. Ia melihatnya sebagai peluang baru dalam dunia seni. “NFT itu bukan cuma soal jual gambar, tapi juga sistemnya memungkinkan kita punya sertifikat digital yang tersimpan di blockchain. Jadi bisa jadi aset jangka panjang juga,” ujarnya.
Jurusan Teknik, Tapi Hati di Seni

Meski berasal dari latar belakang teknik pangan, Oji tidak ragu untuk menapaki jalur seni secara mandiri. Ia mengaku tetap terbuka untuk bekerja di bidang yang sesuai jurusan, namun seni tetap jadi panggilan utamanya.
“Saya orangnya gampang bosan. Jadi tetap pengen eksplor ke seni lain, mungkin musik. Tapi gak menutup kemungkinan juga akan coba jalur sesuai jurusan, cuma kayaknya bukan di Indonesia sih,” ucapnya sambil tertawa.
Karya-karya Ozimiyaki punya gaya khas surrealist—liar, imajinatif, dan penuh tafsir. Ia menyebut gaya ini sebagai “jalan kabur” yang sehat dari realitas hidup anak muda yang seringkali penuh tekanan.
Anatomi Mimpi by Ozimiyaki
Anatomi Mimpi adalah panggilan untuk berhenti sejenak. Untuk diam. Untuk memeluk kegelisahaan sebagai bagian dari keberadaan. Karena terkadang, justeru dalam keterpecahan itulah kita menemukan keutuhan sejati.
Para penikmat seni kontemporer dapat menikmati karya Ozimiyaki dari tanggal 26 Juli hingga 26 September 2025 di Artspace – 2nd floor De Braga Hotel Bandung.









