www.pasjabar.com — Petualangan baru telah dimulai! Erik ten Hag resmi mengambil alih kursi kepelatihan Bayer Leverkusen untuk musim 2025/2026. Namun, tugas yang menantinya sangat berat.
Ia harus menggantikan jejak Xabi Alonso yang sukses membawa klub meraih gelar Bundesliga dan DFB Pokal perdana.
Sejak kedatangannya, Ten Hag langsung dihadapkan pada tantangan besar: eksodus massal pemain bintang yang selama ini menjadi tulang punggung tim.
Ini memaksa pelatih asal Belanda itu untuk melakukan revolusi besar-besaran demi menjaga performa tim di tingkat domestik maupun Eropa.
Eksodus Bintang: Pukulan Telak untuk Leverkusen
Keluarnya beberapa pemain kunci menjadi pukulan telak bagi Bayer Leverkusen.
Florian Wirtz dan Jeremie Frimpong resmi berlabuh ke Liverpool, meninggalkan lubang besar di lini tengah dan belakang.
Tak hanya itu, bek andalan Jonathan Tah juga memilih hengkang ke rival abadi, Bayern Munchen. Kepergian nama-nama penting ini jelas meruntuhkan fondasi utama tim.
Granit Xhaka, kapten dan pilar penting di lini tengah, juga dikabarkan hengkang.
Namun, Ten Hag menegaskan tidak ingin kehilangan sosok pemimpin seperti Granit Xhaka, sebuah isyarat bahwa tidak semua bintang Leverkusen dilepas begitu saja.
Revolusi Ten Hag: Rekrut Pemain Baru dan Incar Mantan Anak Asuhnya
Menanggapi situasi ini, Ten Hag tidak panik. Ia langsung bergerak cepat melakukan pembenahan dengan mendatangkan sejumlah pemain baru, seperti Ibrahim Maza dari Hertha Berlin, kiper Mark Flekken dari Brentford, Tim Oermann dari Bochum, dan Axel Tape dari PSG.
Selain itu, Ten Hag juga mengincar bek muda berbakat Jarell Quansah dari Liverpool, yang diproyeksikan menjadi bagian dari proyek jangka panjang klub.
Bahkan, Ten Hag berpotensi membawa beberapa mantan anak asuhnya dari Manchester United ke BayArena.
Nama Antony, yang performanya kurang maksimal musim lalu, santer dikaitkan akan pindah. Ten Hag bahkan mengisyaratkan kemungkinan membawa Antony ke Leverkusen.
Selain Antony, ada juga potensi pengangkutan pemain lain seperti Andre Onana dan Tyrell Malacia, menunjukkan bahwa Ten Hag berambisi membangun skuad yang familiar dan memiliki pondasi kuat dengan pemain-pemain yang pernah ia latih.
Masa Depan Leverkusen: Antara Eksodus Bintang dan Harapan Baru
Kepergian Wirtz, Frimpong, dan Tah memang menjadi kerugian besar. Wirtz dikenal sebagai gelandang paling kreatif, sementara Frimpong adalah bek sayap dengan kemampuan menyerang dan bertahan yang luar biasa.
Celah yang ditinggalkan oleh para pemain ini harus diisi dengan strategi transfer yang cerdas dan pengembangan pemain muda.
Di sisi lain, kedatangan Jarell Quansah menghadirkan harapan baru di lini belakang. Bek muda ini dipandang sebagai aset masa depan yang akan membantu memperkuat pertahanan.
Kiper Mark Flekken juga menjanjikan stabilitas baru di bawah mistar gawang. Dengan perubahan besar-besaran ini, Leverkusen di era Ten Hag kini menjadi tim yang dibangun ulang.
Para pemain lama yang pergi membuka peluang bagi talenta-talenta baru untuk bersinar dan beradaptasi dengan gaya bermain yang lebih modern dan dinamis.
Ten Hag berkomitmen membangun skuad yang tak hanya kuat secara fisik, tapi juga memiliki karakter juara.












