WWW.PASJABAR.COM – Tradisi Rabu Wekasan atau Rebo Pungkasan kembali diperingati sebagian masyarakat Indonesia pada 20 Agustus 2025 mendatang.
Rabu Wekasan merujuk pada hari Rabu terakhir di bulan Safar dalam kalender Hijriah. Yang diyakini sebagian kalangan sebagai hari turunnya banyak bala atau musibah.
Meski demikian, para ulama menegaskan tidak ada dalil shahih dari Al-Qur’an maupun hadits Nabi Muhammad SAW yang menyebutkan adanya kesialan pada hari tersebut.
Islam mengajarkan bahwa semua hari adalah baik, dan musibah yang menimpa manusia merupakan ujian dari Allah SWT yang bisa terjadi kapan saja.
“Tidak ada ‘adwa, thiyarah, hamah, shafar. Dan jauhilah orang yang kena penyakit kusta sebagaimana kamu menjauh dari singa,” sabda Rasulullah SAW sebagaimana diriwayatkan Bukhari dan Muslim.
Dalam laman resmi Nahdlatul Ulama dijelaskan, sebagian masyarakat masih melaksanakan ritual khusus seperti shalat Rebo Wekasan. Namun, ulama besar seperti Ibnu Hajar al-Asqalani menilai shalat ini tidak memiliki dasar kuat dan tergolong bid’ah.
Shalat yang disyariatkan hanyalah yang diajarkan Rasulullah, seperti shalat fardhu lima waktu, shalat Dhuha, tahajud, dan shalat sunnah lainnya.
Amalan yang Dianjurkan
Meski tidak ada amalan khusus di hari Rabu Wekasan, umat Islam dianjurkan memperbanyak ibadah yang sesuai syariat. Beberapa di antaranya adalah:
- Memperbanyak doa memohon perlindungan dari bala.
- Bersedekah, karena sedekah diyakini dapat menolak bala dan mendatangkan keberkahan.
- Memperbanyak zikir dan istighfar untuk mendekatkan diri kepada Allah.
- Menjaga shalat fardhu dan sunnah dengan khusyuk.
Selain itu, sejumlah literatur klasik seperti Kanz al-Najah wa al-Surur karya Abdul Hamid Quds al-Makki dan Nihayat al-Zain karya Syekh Nawawi Banten memang mencatat doa-doa tertentu yang diamalkan masyarakat pada hari tersebut. Namun, amalan tersebut dipandang sebagai tradisi, bukan syariat.
Hari Baik, Bukan Hari Sial
Beberapa riwayat bahkan menyebutkan hari Rabu sebagai hari penuh keberkahan.
Dalam tafsir Ruhul Ma’ani misalnya, disebutkan bahwa Nabi Yunus dan Nabi Yusuf dilahirkan pada hari Rabu, dan pertolongan Allah kepada Nabi Muhammad SAW pada Perang Ahzab juga terjadi pada hari itu.
Allah SWT berfirman dalam hadits Qudsi:
“Anak Adam menyakiti-Ku karena mencela masa atau waktu. Padahal Aku yang mengatur dan menetapkan waktu. Di tangan-Ku lah segala urusan waktu. Aku yang membolak-balikkan malam dan siang.” (HR Bukhari dan Muslim).
Dengan demikian, umat Islam diingatkan agar tidak menganggap hari tertentu membawa kesialan. Yang lebih utama adalah memperbanyak ibadah dan amal shalih di setiap waktu. (han)










