BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Pascasarjana Universitas Pasundan (Unpas) kembali melahirkan doktor baru dalam bidang Ilmu Manajemen, pada Rabu (24/9/2025).
Yamin Kamaludin resmi meraih gelar Doktor Ilmu Manajemen setelah mempertahankan disertasi berjudul “Strategi Transformasi Budaya Kerja Pesantren dalam Upaya Meningkatkan Kinerja Guru Pesantren (Studi Kasus di Pondok Pesantren Baiturrahman dan Beberapa Pesantren di Kabupaten Bandung)” dalam Sidang Promosi Doktor di Aula Mandalasaba dr. Djoenjoenan, Kampus Pascasarjana Unpas, Jalan Sumatra No. 41, Kota Bandung.
Sidang dipimpin langsung oleh Rektor Unpas yang juga bertindak sebagai Ketua Sidang Promosi sekaligus Promotor, Prof. Dr. H. Azhar Affandi, SE., M.Sc. Ia didampingi Co-Promotor Prof. Dr. H. Horas Djulius, SE.
Sementara jajaran penelaah/penguji atau oponen ahli terdiri dari Prof. Dr. Cartono, M.Pd., MT., Prof. Dr. H. Bambang Heru P, MS., Prof. Dr. H. Jaja Suteja, SE., M.Si., serta Prof. Dr. H. M. Sidik Priadana, MS.
Tantangan Pesantren di Era Globalisasi
Dalam disertasinya, Yamin menyoroti peran strategis pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia. Pesantren tidak hanya mencetak sumber daya manusia beriman dan bertakwa, tetapi juga berfungsi sebagai agent of change yang berkontribusi melahirkan tokoh-tokoh bangsa.
Namun, di tengah arus globalisasi dan pesatnya perkembangan teknologi digital, pesantren dihadapkan pada tantangan serius, salah satunya rendahnya prestasi kinerja guru serta budaya kerja yang belum optimal.
Fenomena ini terlihat di Pondok Pesantren Baiturrahman dan beberapa pesantren lain di Kabupaten Bandung, yang menjadi fokus penelitian.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus eksploratori. Data dikumpulkan melalui observasi partisipan, wawancara mendalam dengan pimpinan pesantren, guru, expert judgement, diskusi kelompok terarah (FGD), serta studi dokumentasi.
Analisis dilakukan secara deskriptif-interpretatif untuk menangkap dinamika budaya kerja dan dampaknya terhadap kinerja guru.
Model Transformasi Budaya Kerja “BAROKAH” dan “DIGEMARI”
Hasil penelitian menunjukkan budaya kerja di pesantren yang diteliti belum sepenuhnya kondusif untuk mendukung peningkatan prestasi guru.
Beberapa faktor penghambat antara lain lemahnya fungsi manajemen, terbatasnya pengembangan SDM, belum optimalnya pemanfaatan teknologi, hingga resistensi terhadap perubahan.
Untuk menjawab persoalan tersebut, Yamin merumuskan strategi transformasi budaya kerja berbasis model “Manajemen BAROKAH, Pribadi DIGEMARI, serta internalisasi nilai 7U dan 4K.”
- Manajemen BAROKAH menekankan prinsip Babarengan (kebersamaan), Akur, Rukun, Optimis, Kahartos (dipahami), Karaos (dirasakan), Kabuktos (terbukti), Anteng (tenang), dan Harmoni.
- Pribadi DIGEMARI mencerminkan karakter guru yang Disiplin, Inspiratif, Gesit, Energik, Murah hati, Amanah, Responsif, serta Istiqomah.
- 7U dan 4K mengacu pada nilai kearifan lokal Sunda berupa tujuh larangan (ulah) dan empat keharusan (kudu) dalam berperilaku etis serta profesional.
Lebih lanjut, disertasi ini menawarkan konsep “Budaya Kerja 3 in One,” yakni integrasi nilai Islam, kearifan lokal, dan standar profesionalisme modern sebagai kerangka kerja holistik bagi pesantren.
Lulus dengan Yudisium Sangat Memuaskan
Berdasarkan hasil sidang, Yamin dinyatakan lulus dengan IPK akhir 3,71 dan meraih predikat “Sangat Memuaskan.” Ia menjadi doktor ke-564 Ilmu Manajemen Pascasarjana Unpas.
Dalam wawancara usai sidang, Yamin menegaskan bahwa budaya kerja pesantren bukan sekadar kebiasaan, melainkan nilai yang harus diinternalisasikan.
“Budaya kerja bukanlah hal yang sifatnya kebiasaan saja, tetapi sebenarnya adalah nilai-nilai yang terpatri dalam diri seorang guru untuk meningkatkan kualitas kinerjanya. Nilai-nilai ini saya sebut sebagai tiga panduan, yakni internalisasi nilai Islam, nilai profesionalisme, dan nilai kearifan lokal. Ketika ketiganya dikawinkan, hasilnya akan sangat luar biasa,” ujarnya.
Yamin berharap penelitiannya bisa menjadi kontribusi nyata bagi dunia pendidikan Islam, khususnya pesantren.
“Harapan saya, budaya kerja ini bisa diterapkan oleh para guru agar lebih ikhlas, disiplin, bertanggung jawab, sekaligus tetap berpegang pada nilai-nilai luhur kearifan lokal seperti silih asih, silih asah, silih asuh. Untuk Pascasarjana Unpas, semoga riset ini melengkapi khazanah pengetahuan dan mendorong penelitian lanjutan di bidang budaya kerja,” tambahnya.
Komitmen Pascasarjana Unpas
Dengan kelulusan Yamin Kamaludin, Pascasarjana Unpas kembali menegaskan perannya sebagai institusi pendidikan tinggi yang konsisten mencetak doktor berkualitas, serta berkontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan praktik manajemen di berbagai sektor, termasuk pendidikan pesantren yang menjadi salah satu pilar penting bangsa. (han)