BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Pascasarjana Universitas Pasundan (Unpas) kembali melahirkan doktor baru dalam bidang Ilmu Manajemen, pada Kamis (25/9/2025).
Roufisma Abdi Pratama resmi meraih gelar Doktor Ilmu Manajemen setelah mempertahankan disertasi berjudul “Pengaruh Kepemimpinan Melayani, Budaya Organisasi, Kompetensi terhadap Etos Kerja serta Implikasinya pada Kinerja Perawat yang Dimoderasi Kebijakan Remunerasi Rumah Sakit Vertikal di Bandung Raya” dalam Sidang Promosi Doktor di Aula Mandalasaba dr. Djoenjoenan, Kampus Pascasarjana Unpas, Jalan Sumatra No. 41, Kota Bandung.
Sidang dipimpin oleh Rektor Unpas yang juga bertindak sebagai Ketua Sidang sekaligus Promotor, Prof. Dr. H. Azhar Affandi, SE., M.Sc., didampingi Co-Promotor Prof. Dr. Hj. Erni Rusyani, SE., MM.
Sementara jajaran penelaah/penguji atau oponen ahli terdiri dari Prof. Dr. Ir. H. Iman Sudirman, DEA., Prof. Dr. H. Horas Djulius, SE., Prof. Dr. H. Bambang Heru P, MS., Prof. Dr. H. Jaja Suteja, SE., M.Si., serta Prof. Dr. H. M. Sidik Priadana, MS.

Fokus pada Peran Strategis Perawat
Dalam penelitiannya, Roufisma menekankan pentingnya perawat sebagai salah satu elemen sumber daya manusia terbesar di rumah sakit. Menurutnya, kualitas etos kerja dan kinerja perawat menjadi faktor kunci dalam mendukung keselamatan pasien (patient safety) dan mutu pelayanan kesehatan.
Penelitian dilakukan pada rumah sakit vertikal di Bandung Raya dengan melibatkan 298 perawat sebagai responden.
Analisis menggunakan metode path analysis untuk menilai pengaruh kepemimpinan melayani, budaya organisasi, dan kompetensi terhadap etos kerja, serta implikasinya pada kinerja perawat dengan kebijakan remunerasi sebagai variabel moderasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan melayani, budaya organisasi, dan kompetensi perawat secara langsung berpengaruh terhadap etos kerja, dengan kontribusi kumulatif sebesar 70,6%.
Etos kerja yang diukur melalui enam dimensi – ketaatan, tanggung jawab, kejujuran, rasionalitas, inspirasi, dan kolaborasi – terbukti berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat sebesar 71,4%.

Selain itu, kebijakan remunerasi rumah sakit yang meliputi insentif, tunjangan, aspek pekerjaan, dan fasilitas mampu memperkuat hubungan etos kerja dengan kinerja, meningkatkan koefisien determinasi dari 71,4% menjadi 78,7%.
Temuan ini menegaskan bahwa peningkatan kesejahteraan dan sistem remunerasi yang baik dapat memaksimalkan peran etos kerja dalam mendongkrak kinerja perawat.
Roufisma menyarankan agar manajemen rumah sakit mengembangkan strategi terpadu yang menggabungkan kepemimpinan melayani, budaya organisasi, penguatan kompetensi, serta kebijakan remunerasi berkelanjutan demi meningkatkan kinerja perawat dan mutu layanan kesehatan.
Lulus dengan Predikat Sangat Memuaskan
Berdasarkan hasil sidang, Roufisma dinyatakan lulus dengan IPK akhir 3,70 dan meraih predikat “Sangat Memuaskan.” Ia tercatat sebagai doktor ke-567 Ilmu Manajemen Pascasarjana Unpas.
Dalam wawancara usai sidang, Roufisma menegaskan bahwa penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi akademisi maupun praktisi.
“Tujuannya lebih ke arah perbaikan sistem kinerja perawat. Ketika perawat sejahtera dan kompetensinya meningkat, maka patient safety juga akan semakin baik. Harapannya, hasil penelitian ini bisa menjadi masukan kebijakan bagi Kementerian Kesehatan sekaligus referensi akademik untuk penelitian selanjutnya,” ujarnya.

Roufisma juga memberikan apresiasi kepada Pascasarjana Unpas.
“Saya berharap Pascasarjana Unpas ke depan bisa semakin mendunia. Saat ini Unpas sudah mulai dikenal secara nasional, dengan banyak alumninya yang menjadi pejabat, bahkan menteri. Semoga ke depan semakin banyak lulusan yang bisa memberi kontribusi besar bagi bangsa,” tambahnya.
Komitmen Pascasarjana Unpas
Dengan kelulusan Roufisma Abdi Pratama, Pascasarjana Unpas kembali menegaskan kiprahnya sebagai institusi pendidikan tinggi yang konsisten mencetak doktor berkualitas, serta berkontribusi nyata dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan praktik manajemen, khususnya di bidang kesehatan. (han)












