BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Provinsi Jawa Barat mengungkap hasil pemeriksaan sejumlah sampel makanan dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diduga menjadi penyebab keracunan massal di beberapa daerah.
Dari uji laboratorium, ditemukan adanya bakteri berbahaya seperti Vibrio cholerae, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Bacillus cereus.
Sepanjang tahun 2025, Labkesda Jabar telah memeriksa sedikitnya 208 sampel makanan MBG yang dikirimkan dari 12 dinas kesehatan kabupaten dan kota. Hasil pemeriksaan laboratorium mikrobiologi menunjukkan 72 persen sampel negatif, sementara 23 persen positif mengandung bakteri berbahaya.
Adapun pada pemeriksaan laboratorium kimia, 92 persen sampel dinyatakan negatif, sedangkan 8 persen positif, salah satunya mengandung nitrit.
Secara frekuensi, kasus keracunan paling banyak dipicu oleh bakteri Salmonella dan Bacillus cereus. Kabupaten Bandung Barat tercatat sebagai daerah dengan kasus keracunan tertinggi, yang diduga bersumber dari daging serta sayuran terkontaminasi.
“Ada 12 daerah yang terpapar keracunan MBG, di antaranya Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Cianjur, Garut, Sumedang, Kabupaten Tasikmalaya, Kota Cirebon, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Subang,” ujar Kepala Labkesda Jabar, dr. Ryan Bayusantika Ridtandi.
Ryan menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap seluruh tahapan distribusi makanan MBG, mulai dari pengadaan, pengolahan, hingga penyimpanan. Menurutnya, pencemaran makanan kuat diduga terjadi akibat proses penyimpanan dan pengolahan yang tidak sesuai standar higienis.
“Kami menyarankan agar juru masak atau penyedia MBG memiliki sertifikasi, supaya kejadian serupa bisa diminimalisir,” tambah Ryan. (uby)












