WWW.PASJABAR.COM – PT Shell Indonesia, anak perusahaan Shell plc (Shell), resmi mengumumkan rencana melepas bisnis Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Indonesia.
Proses pengalihan kepemilikan ditargetkan rampung pada 2026, dengan pengelolaan jaringan SPBU Shell dialihkan kepada perusahaan patungan antara Citadel Pacific Limited dan Sefas Group.
Vice President Corporate Relations Shell Indonesia, Susi Hutapea, menjelaskan bahwa pengalihan kepemilikan ini telah disetujui sejak Mei 2025 dan kini menunggu persetujuan regulator.
“Pengalihan kepemilikan bisnis SPBU Shell di Indonesia tunduk pada penerimaan persetujuan peraturan dan diharapkan selesai pada 2026,” kata Susi dalam keterangan tertulis.
Meski melepas pengelolaan SPBU, Shell memastikan produk bahan bakar minyak (BBM) tetap dijual di Indonesia melalui perjanjian lisensi merek. Dengan begitu, pelanggan tetap dapat menggunakan BBM Shell berkualitas tinggi, sementara standar layanan dan fasilitas SPBU dipertahankan.
“Produk BBM akan dipasok melalui Shell dan pelanggan akan terus memiliki akses untuk menggunakan produk BBM berkualitas tinggi,” tegas Susi.
Bisnis SPBU Shell di Indonesia saat ini mencakup sekitar 200 lokasi, lebih dari 160 di antaranya dimiliki langsung perusahaan, serta terminal BBM di Gresik, Jawa Timur. Model lisensi merek yang akan diterapkan di Indonesia sebelumnya sudah digunakan Shell di lebih dari 50 pasar global.
Siapa Pengelola Baru?
Citadel Pacific Limited merupakan pemegang lisensi Shell di sejumlah wilayah, termasuk Guam, Saipan, Republik Palau, Makau, dan Hong Kong.
Sementara itu, Sefas Group adalah distributor pelumas Shell terbesar di Indonesia. Keduanya kini bekerja sama mengambil alih bisnis ritel bahan bakar Shell di Tanah Air.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan keputusan bisnis ini tidak memengaruhi pasokan BBM nasional.
“Tidak ada dampaknya terhadap pasokan BBM di Indonesia. Kalau pasokan kan masih aman semua, tak ada pengaruhnya (Shell hengkang dari bisnis SPBU),” ujar Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Laode Sulaeman.
Dampak Bagi Konsumen
Konsumen setia Shell dipastikan tidak akan kehilangan layanan khas SPBU Shell. Fasilitas modern, kenyamanan, serta program loyalitas yang sudah berjalan akan tetap tersedia, meski ada kemungkinan sistem diperbarui oleh pengelola baru.
Harga BBM juga diyakini tidak akan mengalami perbedaan signifikan dalam jangka pendek, karena masih dipengaruhi regulasi pemerintah dan kondisi pasar global.
Shell Tetap Fokus di Bisnis Pelumas
Selain BBM, Shell tetap menjadikan Indonesia sebagai pasar pertumbuhan utama untuk bisnis pelumas. Shell mengoperasikan pabrik pelumas berkapasitas 300 juta liter per tahun serta sedang membangun fasilitas manufaktur gemuk di Marunda dengan kapasitas 12 kiloton per tahun.
Pada 2022, Shell juga mengakuisisi EcoOils yang memiliki dua fasilitas pengolahan di Indonesia. Sebagai bagian dari strategi memperluas portofolio bahan bakar rendah karbon di Asia Tenggara.
Dengan langkah ini, Shell menegaskan bahwa keputusan melepas bisnis SPBU merupakan bagian dari strategi transformasi portofolio global. Sejalan dengan agenda transisi energi perusahaan. (han)












