WWW.PASJABAR.COM — Perusahaan game Electronic Arts (EA) resmi meluncurkan seri terbaru Battlefield 6, Jumat (10/10/2025).
Game bergenre first-person shooter (FPS) ini menjadi sekuel dari Battlefield 5 yang dirilis pada 2018 lalu, dan kini hadir dengan latar perang modern serta visual lebih realistis.
Berbeda dari generasi sebelumnya, Battlefield 6 memungkinkan pemain tidak hanya mengendalikan karakter, tetapi juga berbagai kendaraan tempur seperti helikopter, tank, dan jet.
Game ini dirilis serentak di seluruh dunia pada pukul 08.00 Pacific Time atau 22.00 WIB untuk pasar Indonesia, dan tersedia di konsol Xbox Series X/S, PlayStation 5 (PS5), serta PC (Steam).
EA menyediakan dua edisi permainan, yakni Standard Edition dan Phantom Edition dengan berbagai bonus in-game seperti Tombstone Pack, Battlefield Pro Token, dan Phantom XP Boost Set.
Harga untuk pasar Indonesia dimulai dari Rp799.000 (PC) hingga Rp1,6 juta (Xbox Series X/S).
Dunia Pasca-Perang dan Konflik Baru
Battlefield 6 mengambil latar tahun 2027, ketika tatanan dunia pasca Perang Dunia Kedua telah runtuh. Sisa-sisa NATO kini berhadapan dengan korporasi militer swasta Pax Armata. Dalam konflik ini, diperkenalkan unit elit Dagger 13 dari US Marine Raiders dengan kemampuan tempur tingkat tinggi.
Direktur Produk Teknis Battlefield Studios, Víðir Orri Reynisson, menjelaskan bahwa timnya fokus menghadirkan pengalaman bermain yang responsif dan stabil di berbagai platform.
“Peran saya adalah memastikan apa yang kami bangun benar-benar berdampak positif bagi pemain, sekaligus memastikan hal itu sesuai dengan apa yang dirasakan pemain dalam praktiknya—responsivitas, kesetiaan visual, dan stabilitas,” ujarnya dikutip dari Intel.com.
Fokus pada Pengalaman dan Realisme
Menurut Reynisson, Battlefield 6 tetap mempertahankan elemen klasik seri ini: pertempuran besar, kendaraan, dan kehancuran taktis.
“Pertempuran besar, kendaraan, pertempuran infanteri, dan kehancuran taktis di mana strategi dan kekacauan adalah kunci kemenangan gamer,” katanya.
EA menekankan bahwa game ini tidak hanya menonjolkan skala perang besar, tetapi juga interaksi detail antar elemen di dalamnya. Destruksi memainkan peran penting dalam perkembangan peta, sehingga setiap pertandingan terasa berbeda.
Dari sisi teknis, tim pengembang juga mengoptimalkan shader pre-compilation, threading, serta performa CPU dan GPU agar pengalaman bermain lebih lancar.
“Selain mode multipemain, pemain juga akan memiliki kampanye pemain tunggal penuh dan Portal, iterasi berikutnya dari pengalaman kotak pasir kami,” ungkap Reynisson.
Karakter dan Teknologi
Dalam permainan, gamer dapat memilih dari lima karakter dalam empat kelas: Cliff Lopez (Pendukung), Dylan Murphy (Insinyur), Haz Carter (Serangan), Lucas Hemlock (CIA), dan Simone “Gecko” Espina (Pengintaian).
“Banyak perhatian diberikan pada visual, tetapi kami juga mengerahkan upaya besar untuk konsistensi performa,” kata Reynisson.
Menurutnya, tantangan utama adalah menjaga kestabilan simulasi dalam pertandingan 64 pemain dengan kendaraan dan kehancuran aktif.
Reynisson menambahkan, komunitas PC menjadi bagian penting dalam pengembangan.
“Battlefield selalu memiliki komunitas PC yang kuat. PC adalah tempat pemain mendorong batas visual dan kecepatan bingkai,” jelasnya.
Game ini memanfaatkan teknologi terbaru, termasuk Intel Xe Super Sampling (XeSS) untuk menghasilkan visual tajam tanpa mengorbankan performa.
Dukungan Jangka Panjang
Terkait masa depan gim ini, Reynisson memastikan bahwa dukungan pascaluncurannya akan berfokus pada optimalisasi dan umpan balik komunitas.
“Fokus kami setelah peluncuran adalah dukungan langsung dan jangka panjang. Tujuannya adalah terus meningkatkan Battlefield 6 seiring waktu sambil juga mendorong teknologi maju,” tegasnya. (han)