www.pasjabar.com — Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Sukamta, menilai ancaman Komite Olimpiade Internasional (IOC) terhadap Indonesia sebagai tindakan tidak dewasa dan berlebihan. Hal ini menyusul keputusan Indonesia yang menolak kehadiran atlet Israel dalam ajang olahraga internasional di Jakarta.
“Ancaman IOC memutus dialog dengan Indonesia soal upaya menggelar Olimpiade dan imbauannya agar federasi olahraga internasional tak menggelar kejuaraan di Indonesia adalah sikap kekanak-kanakan,” ujar Sukamta, Sabtu (25/10/2025).
Menurutnya, IOC seharusnya tidak mencampuradukkan urusan politik dengan olahraga. Indonesia, kata dia, memiliki hak kedaulatan untuk menentukan kebijakan visa, termasuk dalam konteks solidaritas terhadap Palestina.
IOC Dinilai Gunakan Standar Ganda
Lebih lanjut, Sukamta menuding IOC memiliki standar ganda dalam menegakkan prinsip olahraga internasional.
Ia membandingkan dengan keputusan IOC yang pernah melarang Rusia dan Belarusia tampil di ajang olahraga akibat perang di Ukraina, serta melarang Afghanistan dan Korea Utara karena alasan politik dan keamanan.
Namun, lanjutnya, IOC tak pernah memberi sanksi terhadap Israel meski negara tersebut terus melakukan pendudukan dan kekerasan terhadap warga Palestina.
“Hingga detik ini IOC tidak pernah melarang Israel yang terus melakukan pendudukan dan kekejian di Palestina,” tegasnya.
Sukamta Dorong Pemerintah Lanjutkan Diplomasi Olahraga
Sukamta menegaskan pihaknya akan terus mendorong pemerintah untuk melakukan diplomasi olahraga dengan komunitas internasional. Tujuannya agar Indonesia tetap bisa berpartisipasi dalam event global tanpa harus mengorbankan prinsip kemanusiaan.
“Tujuan diplomasi olahraga adalah membawa pesan perdamaian dunia. IOC dan federasi olahraga dunia seharusnya memakai olahraga untuk menyebarkan nilai-nilai perdamaian, bukan malah mengancam,” kata legislator dari Fraksi PKS tersebut.
Ia menambahkan, bila ada negara yang terbukti melakukan penjajahan atau genosida, seharusnya dilarang tampil di semua ajang olahraga internasional.
Latar Belakang Konflik Indonesia–IOC
Konflik antara Indonesia dan IOC bermula setelah Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) menolak banding delegasi Israel terkait penolakan visa dari Indonesia. Dengan keputusan itu, para atlet Israel tetap tidak bisa mengikuti Kejuaraan Dunia Senam Artistik di Jakarta.
Sebagai respons, IOC menuding Indonesia melanggar prinsip dasar Olimpiade dan memutus semua dialog terkait pengajuan tuan rumah Olimpiade maupun Olimpiade Remaja.
Namun, keputusan tersebut mendapat dukungan luas dari masyarakat Indonesia dan dunia Muslim, yang menilai sikap pemerintah sebagai bentuk konsistensi dalam mendukung kemerdekaan Palestina.











