# fenomena alam
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Fenomena alam akan terjadi pada sekitar 5 November 2025, hal itu diungkapkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Fenomena alam tersebut pun mengakibatkan BMKG untuk mengimbau masyarakat pesisir untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir pesisir (ROB).
Hal itu diperkirakan dapat terjadi pada awal November 2025 sehubungan dengan adanya fenomena Fase Perigee dan Bulan Purnama yang akan terjadi pada 5 November 2025.
Dalam unggahan BMKG yang dikuti Pasjabar Sabtu (1/11/2025), itu berpotensi meningkatkan ketinggian air laut maksimum di sejumlah wilayah Indonesia.
Kombinasi Fenomena Alam
Dalam unggahan resmi akun Instagram @infobmkg, BMKG menjelaskan bahwa kombinasi kedua fenomena alam
tersebut dapat menyebabkan naiknya permukaan air laut secara signifikan.
Perigee adalah kondisi ketika Bulan berada pada jarak terdekatnya dengan Bumi, sementara Bulan Purnama menambah gaya tarik gravitasi terhadap air laut.
Akibatnya, fenomena ini kerap memicu pasang air laut tinggi yang dapat menyebabkan genangan atau banjir di wilayah pesisir.
BMKG menyebutkan, potensi banjir pesisir ini dapat terjadi dalam rentang waktu 31 Oktober hingga 24 November 2025, terutama di wilayah pesisir Indonesia bagian barat, selatan, dan timur.
Masyarakat yang tinggal atau beraktivitas di sekitar pesisir diimbau untuk terus memantau informasi prakiraan pasang surut air laut melalui laman resmi maritim.bmkg.go.id atau dengan menghubungi kantor BMKG terdekat.
“Selalu ikuti info prakiraan terbaru dari BMKG ya, Sobat!” tulis BMKG dalam unggahan tersebut.
BMKG juga meminta masyarakat, nelayan, dan pihak pelabuhan untuk berhati-hati terhadap kemungkinan
dampak lanjutan, seperti terhambatnya aktivitas pelabuhan, rusaknya tambak ikan, hingga genangan di permukiman pesisir.
Koordinasi dengan pemerintah daerah dan instansi terkait sangat diperlukan untuk mengantisipasi dampak yang lebih besar.
Dengan adanya peringatan ini, BMKG berharap masyarakat dapat meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi fenomena alam rutin ini agar potensi kerugian dapat diminimalkan. (*/tie)


	    	









