Bandung, www.pasjabar.com — Isu sosial tentang penyalahgunaan kuasa dan pelanggaran etika dalam masyarakat diangkat lewat pertunjukan sandiwara Sunda bertajuk “Pernikahan Dini”.
Pementasan ini dibawakan oleh Lingkung Seni (LS) Dwi Murni di Gedung Pertunjukan Rumentang Siang, Jalan Baranang Siang, Kota Bandung, Selasa (4/11/2025).
Kisahnya menggambarkan potret nyata tentang fenomena pernikahan di bawah umur yang masih terjadi di beberapa daerah, dibalut dengan gaya tutur khas sandiwara Sunda yang penuh pesan moral dan kritik sosial.
Cerita Tentang Kuasa dan Ketidakadilan
Pertunjukan “Pernikahan Dini” mengisahkan seorang juragan kaya yang menggunakan kekuasaannya untuk memaksa menikahi gadis di bawah umur.
Alur cerita berjalan dengan tensi emosi tinggi, menampilkan pergulatan batin sang anak dan penderitaan keluarga yang tak berdaya menghadapi tekanan sosial.
Pementasan ini berhasil membuat penonton terhanyut dengan perpaduan antara unsur humor khas Sunda dan pesan moral yang mendalam.
“Kami ingin memberikan refleksi tentang bagaimana kekuasaan bisa disalahgunakan, dan dampaknya terhadap anak-anak serta perempuan,” ujar Asep Rohman, sutradara LS Dwi Murni.
Panggung Penuh Nilai Edukasi dan Budaya
Selain sebagai hiburan, sandiwara ini juga sarat dengan pesan edukatif bagi masyarakat.
Pementasan ini sekaligus menjadi wahana pelestarian budaya Sunda, yang semakin jarang hadir di ruang publik.
Musik tradisional, tembang Sunda, serta dialog berbahasa halus menjadi kekuatan utama yang membuat penonton larut dalam suasana.
Sementara tata panggung dan pencahayaan sederhana justru memperkuat kesan realistik dari setiap adegan.
Respons Positif dari Penonton
Pertunjukan yang berdurasi hampir dua jam ini disambut hangat oleh para penonton yang memadati gedung Rumentang Siang.
Banyak yang menilai cerita “Pernikahan Dini” relevan dengan kondisi sosial masyarakat saat ini, di mana praktik pernikahan anak dan penyalahgunaan kekuasaan masih menjadi isu serius.
“Ceritanya sederhana, tapi sangat menyentuh. Ini bukan sekadar hiburan, tapi tamparan sosial bagi kita semua,” ungkap Lilis Suryani, salah satu penonton.
Cermin Moral dari Sandiwara Sunda
Melalui “Pernikahan Dini”, LS Dwi Murni tidak hanya menampilkan karya seni, tetapi juga mengajak publik untuk merenungkan kembali nilai moral, etika, dan keadilan sosial.
Karya ini menjadi bukti bahwa seni tradisional masih mampu berbicara lantang tentang persoalan kemanusiaan yang aktual.












