WWW’.PASJABAR.COM – Malam hari kerap menjadi waktu bagi tubuh untuk beristirahat setelah beraktivitas sepanjang hari, namun, sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa otak justru bisa terasa lebih tajam pada malam hari, terutama saat seseorang dalam kondisi lelah.
Dikutip dari ANTARA, sebuah temuan ilmiah mengungkap bahwa rasa lelah dapat meningkatkan kemampuan otak lebih tajam dalam memproses dan menyimpan informasi.
Penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan Jepang tersebut dipublikasikan dalam jurnal Neuroscience Research, dan menunjukkan adanya mekanisme otak yang bekerja secara berbeda pada malam hari, khususnya terkait memori.
Dalam penelitian itu, para ahli melakukan eksperimen pada tikus yang dimodifikasi secara genetik. Tikus-tikus tersebut dipaparkan pada cahaya, lalu aktivitas listrik otaknya diukur untuk melihat responsnya.
Hasilnya, tikus yang berada dalam kondisi lelah sebelum matahari terbit menunjukkan reaksi yang lebih lemah terhadap cahaya, menandakan tingkat kewaspadaan yang menurun.
Namun, di saat yang sama, otak tikus-tikus tersebut justru menunjukkan kemampuan lebih kuat dalam membentuk koneksi jangka panjang. Koneksi ini merupakan elemen penting dalam proses belajar dan pembentukan memori.
Para peneliti menemukan bahwa hal tersebut berkaitan dengan senyawa kimia bernama adenosin, yaitu zat yang mengatur tingkat aktivitas dan rasa lelah pada otak.
Ketika kadar adenosin meningkat, otak mengirim sinyal kepada tubuh bahwa sudah waktunya beristirahat. Meski begitu, kondisi ini juga membuat otak lebih mudah menyimpan informasi dalam jangka panjang. Dengan kata lain, rasa lelah ringan dapat memberi manfaat bagi proses belajar.
Namun, para ahli tetap menegaskan bahwa tidur merupakan kebutuhan penting. Terlalu lama terjaga atau mengalami kurang tidur justru dapat memperburuk daya ingat dan berdampak negatif pada fungsi kognitif secara keseluruhan. (han)









