WWW.PASJABAR.COM – Mengonsumsi teh herbal hangat, selain memberi efek menenangkan dan meningkatkan energi, juga dinilai dapat membantu tubuh tetap sehat dalam menghadapi paparan udara berpolusi.
Dilansir dari Hindustan Times, Jumat (14/11/2025), ahli gizi senior Rumah Sakit Superspesialti Dharamshila Narayana Delhi, Payal Sharma, menjelaskan bahwa teh herbal merupakan pilihan alternatif yang layak selain teh chai berbahan dasar susu.
“Teh herbal merupakan pengganti yang bermanfaat untuk teh chai tradisional berbahan dasar susu. Kaya akan antioksidan dan senyawa tumbuhan, teh herbal ini dapat membantu mengurangi peradangan dan mendukung detoksifikasi, yang keduanya penting ketika tubuh terpapar udara yang tercemar,” tegas Payal.
Teh herbal dikenal memiliki khasiat kesehatan yang baik dan tidak mengandung kafein. Kandungan antioksidannya membantu mengurangi stres oksidatif, salah satu dampak dari paparan polusi berkepanjangan.
Antioksidan tersebut bekerja dengan menetralkan radikal bebas berbahaya, sehingga dapat meredakan stres akibat polusi pada tubuh serta mendukung sistem kekebalan dan kesehatan secara menyeluruh.
Empat Teh Herbal yang Disarankan Saat Musim Polusi
Payal mencantumkan empat jenis teh herbal yang diyakini efektif membantu menjaga energi dan kesehatan selama musim polusi.
Pilihan pertama adalah teh tulsi, yang dikenal memiliki kandungan antioksidan tinggi. Tulsi membantu menetralkan radikal bebas dari polutan, mendukung fungsi paru-paru, serta meningkatkan respons imun, sehingga sangat relevan saat kabut asap tebal melanda.
Kedua, teh jahe yang mengandung gingerol, senyawa alami bersifat antiinflamasi dan antimikroba. Konsumsi rutin teh jahe dapat membantu meredakan ketidaknyamanan pernapasan, membersihkan lendir, serta menenangkan tenggorokan dan saluran pernapasan.
Ketiga, teh peppermint yang memiliki efek menyejukkan dan bersifat dekongestan. Peppermint membantu merilekskan saluran pernapasan dan memberi kelegaan ketika hidung tersumbat atau dada terasa berat.
Selain itu, teh ini mendukung proses pencernaan yang kerap melemah ketika tubuh berada di bawah tekanan lingkungan.
Keempat, Payal merekomendasikan teh hijau, yang kaya polifenol. Kandungan tersebut berperan mengurangi stres oksidatif, mendukung fungsi hati, serta membantu proses detoksifikasi tubuh dari polutan.
Meski demikian, Payal mengingatkan bahwa tidak ada minuman yang mampu memberikan perlindungan mutlak dari polusi. Namun, teh ini dapat menjadi bagian dari rutinitas kesehatan sehari-hari untuk membantu tubuh tetap kuat menghadapi musim polusi. (han)









