www.pasjabar.com — Harapan Indonesia untuk meraih gelar di ajang BWF Super 500 Kumamoto Masters Japan 2025 harus pupus. Gregoria Mariska Tunjung, satu-satunya wakil Indonesia yang berhasil menembus babak final, harus mengakui keunggulan tunggal putri Thailand, Ratchanok Intanon, dalam duel sengit yang berlangsung di Prefectural Gymnasium, Kumamoto, Minggu (16/11). Indonesia pun kembali harus puasa gelar.
Gregoria yang sempat absen di sejumlah turnamen sepanjang tahun karena vertigo akut tampil penuh semangat. Namun, performa terbaiknya tidak cukup untuk menahan keperkasaan Intanon yang terus tampil konsisten sejak gim pertama.
Jalannya Pertandingan: Gregoria Kesulitan Sejak Awal
Di gim pertama, Gregoria tertinggal jauh 2-7 sebelum mampu mengejar menjadi 11-11. Pertarungan ketat terjadi hingga kedudukan 12-12, tetapi Intanon terus memimpin dan mengakhiri gim pertama dengan skor 16-21.
Memasuki gim kedua, Gregoria kembali berada dalam tekanan. Ia tertinggal 1-6 dan hanya mampu menipiskan jarak menjadi 6-11 saat interval.
Kondisi tersebut diperparah dengan terlihatnya masalah pada kaki Gregoria. Beberapa kali ia tampak pincang selepas melakukan jump smash.
Meski demikian, Jorji tetap menunjukkan mental juara. Perlahan ia mengejar hingga 10-12 dan bahkan menipiskan jarak menjadi 12-15.
Intanon sempat unggul jauh 13-18, namun Gregoria tidak menyerah hingga menyamakan kedudukan dramatis 20-20.
Sayangnya, comeback Gregoria belum lengkap. Intanon berhasil mengamankan dua poin terakhir dan menutup gim kedua dengan skor tipis 22-20.
Indonesia Kembali Puasa Gelar di Kumamoto Masters
Kekalahan Gregoria ini membuat Indonesia kembali gagal meraih gelar di turnamen Kumamoto Masters.
Sebelumnya, tunggal putra muda Alwi Farhan harus terhenti di babak 16 besar. Ganda putri Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti serta tunggal putri Nin Kadek Dhinda Pratiwi juga gagal melangkah jauh.
Dengan demikian, Gregoria menjadi satu-satunya pemain Indonesia yang berhasil mencapai partai puncak. Namun perjuangannya belum cukup untuk membawa pulang trofi.
Sejarah Gregoria di Kumamoto dan Musim Sulit 2025
Dalam tiga edisi terakhir Kumamoto Masters, Gregoria sejatinya tampil luar biasa. Pada tahun 2023, ia menorehkan sejarah besar dengan meraih gelar juara setelah menundukkan Chen Yufei. Namun pada 2024, ia gagal mempertahankan gelar setelah dikalahkan Akane Yamaguchi.
Tahun 2025 menjadi periode yang berat bagi Gregoria. Sakit vertigo membuatnya absen dari sejumlah turnamen besar seperti Singapore Open 2025, Indonesia Open 2025, Thailand Open, Malaysia Masters, serta Piala Sudirman 2025.
Lolos ke final Kumamoto Masters 2025 menjadi pencapaian terbaik Gregoria tahun ini. Meski gagal juara, keberhasilannya kembali bersaing di level atas memberikan harapan besar jelang turnamen-turnamen besar berikutnya.
Sementara itu, sejumlah atlet top Indonesia memilih absen dari ajang ini untuk fokus pada BWF World Tour Finals 2025 yang akan digelar di Hangzhou pada 17 Desember mendatang. (Jbe)












