BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Kantor Cabang Dinas (KCD) Wilayah V Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat melakukan pendataan pelajar dan sekolah tingkat SMA, SMK, serta SLB yang terdampak bencana tanah longsor dan banjir pada 4-5 Desember 2024.
Kepala KCD Pendidikan Wilayah V, Lima Faudiamar, menjelaskan bahwa pendataan ini bertujuan untuk menentukan langkah penanganan yang tepat, terutama terkait penyaluran bantuan dan perbaikan fasilitas sekolah yang rusak.
Hingga Selasa (24/12/2024), dilansir dari Antara, tercatat 23 sekolah, baik negeri maupun swasta, terdampak bencana. Dengan jumlah pelajar penyintas sementara sebanyak 626 orang.
“Pendataan masih berjalan, dan kami memprediksi jumlah pelajar terdampak akan terus bertambah,” ujar Lima di Sukabumi.
Bencana tersebut sebagian besar berupa banjir bandang akibat luapan sungai, sementara beberapa sekolah terdampak longsor dan pergerakan tanah.
Contohnya, SMKN 1 Tegalbuleud mengalami kerusakan parah akibat banjir rob, yang menghancurkan sejumlah komputer dan alat praktik, sementara beberapa barang sekolah hanyut terbawa banjir.
Di sisi lain, SMAN 1 Ciemas mengalami kerusakan pada ruang guru dan kelas akibat pergerakan tanah.
Melihat tingkat kerusakan, kedua sekolah tersebut direkomendasikan untuk direlokasi ke lokasi yang lebih aman.
Untuk perbaikan sekolah, Lima menyebutkan tahapan yang meliputi dokumentasi kerusakan, penyusunan kronologi, dan pengajuan ke bagian perencanaan Disdik Jabar.
Perbaikan akan memanfaatkan dana Bantuan Tidak Terduga (BTT), sementara relokasi sekolah masih dalam tahap koordinasi dengan Pemprov Jabar dan Pemkab Sukabumi.
Lima menambahkan bahwa untuk sekolah yang tidak bisa digunakan untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), pihaknya menginstruksikan agar pembelajaran dilakukan secara daring.
Jika sekolah hendak melaksanakan ujian, ujian disarankan dilakukan daring atau jadwalnya diundur jika tidak memungkinkan.
“Diharapkan perbaikan bisa segera dilaksanakan, sehingga kegiatan belajar mengajar tidak terganggu lebih lama,” tutupnya. (han)