BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Dokter spesialis anak dari Universitas Indonesia, dr. Ria Yoanita, Sp.A., menegaskan bahwa sekolah memiliki peran penting dalam mencegah penyebaran penyakit di kalangan siswa terutama ketika ditemukan indikasi penyakit saat pemeriksaan Cek Kesehatan Gratis (CKG).
“Pihak sekolah dan guru perlu melakukan tindakan untuk mencegah penyebaran penyakit dan memastikan siswa mendapatkan penanganan yang tepat,” ujar Ria dilansir ANTARA, Selasa (11/2/2025).
Menurut Ria, langkah yang dapat dilakukan sekolah jika mendapati siswa dengan indikasi kesehatan tertentu adalah memberikan waktu istirahat bagi anak yang sakit agar tidak menularkan penyakit ke teman-temannya.
Selain itu, guru juga disarankan membawa siswa ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut dan memastikan penanganan yang tepat.
Pihak sekolah juga perlu berkoordinasi dengan orang tua guna memastikan pengobatan siswa berjalan baik serta mencari solusi agar siswa tetap dapat mengikuti pelajaran.
Selain itu, edukasi mengenai pola hidup bersih dan sehat juga menjadi aspek penting dalam upaya pencegahan penyakit.
“Membiasakan siswa untuk mencuci tangan secara rutin, terutama sebelum makan, setelah menggunakan toilet, dan setelah bermain. Serta memastikan siswa menggunakan alat makan pribadi adalah langkah-langkah yang bisa diterapkan,” jelasnya.
Lebih lanjut, dokter yang juga bertugas di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Tambak ini menekankan pentingnya menjaga asupan nutrisi yang cukup bagi anak. Untuk memperkuat daya tahan tubuh mereka.
Ria pun mengapresiasi program Cek Kesehatan Gratis yang digagas pemerintah, karena program ini dapat mendeteksi potensi masalah kesehatan sejak dini pada anak usia sekolah.
Melalui pemeriksaan tersebut, berbagai penyakit yang umum dialami siswa. Seperti infeksi saluran pernapasan, diare, cacar air, cacingan, konjungtivitis. Campak, Hand, Foot and Mouth Disease (HFMD), infeksi kandung kemih (ISK), asma, hingga roseola dapat teridentifikasi lebih awal.
Dengan adanya upaya pencegahan yang melibatkan sekolah, orang tua, serta tenaga kesehatan, diharapkan lingkungan belajar yang lebih sehat dapat terwujud. Sehingga siswa dapat beraktivitas dengan optimal tanpa terganggu oleh masalah kesehatan. (han)