BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Pengurus Besar (PB) Paguyuban Pasundan menggelar acara Ngistrenan Dewan Pangaping, Pengurus Wilayah Provinsi se Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, Penngurus Wilayah Paguyuban Pasundan Provinsi NTB dan Pengurus Cabang Paguyuban Pasundan Kab/Kota se Provinsi NTB Masa Bakti 2025-2030 serta Mapag Ramadhan 1446 H pada Rabu (26/2/2025).
Acara Ngistrenan PB Paguyuban Pasundan ini berlangsung secara hybrid, yakni daring melalui Zoom dan streaming di youtube Pasjabar, dan luring di Aula Mandalasaba dr. Djoendjoenan, Gedung Paguyuban Pasundan, Jalan Sumatera 41, Bandung.
Acara dilanjutkan dengan pembacaan Surat Keputusan oleh Sekjen PB Paguyuban Pasundan, Prof. Dr. H. Dedi Hadian, M.M, yang menetapkan susunan Dewan Pangaping dan Pengurus Cabang Paguyuban Pasundan Masa Bakti 2025-2030.
Beberapa pengurus yang dilantik berasal dari wilayah Jawa Barat, Jakarta Utara, serta Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Termasuk dari Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Kota Sukabumi, Kabupaten Subang, Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, dan Kota Mataram.
Pelantikan dan Visi Misi
Ketua Umum PB Paguyuban Pasundan, Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi, M.Si, turut hadir bersama para pengurus besar Paguyuban Pasundan dari berbagai daerah. Dalam rangka prosesi pelantikan kepengurusan baru.
Selain itu, acara juga menjadi momentum untuk menyambut bulan suci Ramadhan 1446 H.
Dalam sambutannya, Prof. Didi Turmudzi menegaskan bahwa menjadi pengurus Paguyuban Pasundan berbeda dengan pengurus partai politik.
Ia menyampaikan apresiasi kepada seluruh pengurus yang baru dilantik serta para tamu undangan yang hadir.
“Alhamdulillah, pada April ini mahasiswa Fakultas Kedokteran Unpas akan menjalani ujian profesi, dan kita akan melahirkan dokter-dokter unggul dari Pasundan. Rumah sakit yang sedang dibangun juga hampir selesai, meskipun peresmian ditunda karena ada beberapa dokumen yang perlu ditandatangani. Semoga bisa diresmikan bersamaan dengan perpustakaan baru, yang akan menjadi pusat literasi tentang kesundaan,” ungkapnya.
Selain itu, Prof. Didi juga menyoroti empat krisis yang dihadapi Jawa Barat. Yaitu krisis penggunaan bahasa Sunda, krisis simpul dalam organisasi, krisis solidaritas kesukubangsaan, dan krisis kepemimpinan informal.
Ia berharap kepengurusan baru dapat bersinergi dalam menjalankan program. Serta menjaga kekompakan demi kelangsungan organisasi.
Sementara itu, Ketua Dewan Pangaping PB Paguyuban Pasundan Mayjen TNI (Purn) Dr. H. TB. Hasanuddin, M.M., menekankan bahwa Paguyuban Pasundan sebagai ormas tertua di Indonesia memiliki tanggung jawab besar dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan Indonesia.
Ia menegaskan pentingnya menjaga visi dan misi organisasi, yakni memerangi kebodohan dan kemiskinan.
“Saya menantang para ketua cabang untuk membuat satu proposal program dan menyerahkannya kepada Ketua Umum. Dengan begitu, kita bisa mengimplementasikan program nyata demi kemajuan organisasi ini,” ujarnya.
Sebagai penutup, acara diisi dengan tausiyah dan doa bersama Dr. K.H. Muchtar Kholid, M.Ag, dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan 1446 H. (han)