WWW.PASJABAR.COM — PSSI mengindikasikan akan terus melanjutkan program pencarian dan naturalisasi pemain keturunan untuk memperkuat Timnas Indonesia. Langkah ini dilakukan demi meningkatkan daya saing skuad Garuda di kancah internasional, sebagaimana yang juga diterapkan oleh berbagai negara lain.
Tiga Pemain Keturunan Siap Bela Timnas Indonesia
Timnas Indonesia terus memperkuat skuadnya dengan mendatangkan pemain keturunan yang telah menyelesaikan proses naturalisasi. Pada FIFA Matchday Maret 2025, tiga pemain keturunan resmi akan membela Merah Putih, yakni Emil Audero, Joey Pelupessy, dan Dean James. Ketiganya diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi performa Indonesia dalam laga kualifikasi Piala Dunia 2026.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menegaskan bahwa pencarian pemain keturunan dan program naturalisasi akan terus dilakukan sebagai bagian dari strategi jangka panjang. Ia menekankan bahwa langkah ini bukan sesuatu yang asing di dunia sepak bola, mengingat banyak negara menerapkan kebijakan serupa.
“Kita tahu banyak negara sekarang mengadopsi para pemain keturunan untuk memperkuat tim nasionalnya. Kita bisa lihat Prancis melakukannya, begitu juga Filipina untuk membangun tim perempuannya,” ujar Erick Thohir pada Jumat (14/3/2025).
“Kita lihat juga Lamine Yamal yang harus memilih antara Maroko dan Spanyol. Jadi, ini adalah bagian dari dinamika global sepak bola modern.”
Naturalisasi dan Pembinaan Pemain Muda Berjalan Seiring
Meski PSSI terus mencari pemain keturunan yang potensial, Erick Thohir memastikan bahwa program pembinaan pemain muda tetap menjadi prioritas. Ia menegaskan bahwa naturalisasi bukanlah solusi jangka pendek semata, melainkan sebuah pendekatan fleksibel untuk memperkuat tim.
“Bagaimana posisi pembinaan pemain sejak dini? Ya tetap berjalan,” lanjut Erick. “Tim U-17 kita yang dilatih Coach Nova sudah menjalani pemusatan latihan cukup lama dan bertanding tanpa pemain naturalisasi. Tapi ada pemain seperti Matthew Baker yang memiliki darah Indonesia dari ibunya dan Australia dari ayahnya. Itu adalah bagian dari globalisasi.”
PSSI juga terus mengembangkan kompetisi usia muda seperti Elite Pro Academy (EPA) untuk U-17 dan U-20, serta turnamen Pertiwi dan Soeratin guna mencari bakat-bakat muda dari dalam negeri.
Naturalisasi Bukan Sekadar Quick Win
Erick Thohir menegaskan bahwa program naturalisasi bukan sekadar strategi percepatan atau quick win. Keberadaan pemain keturunan Indonesia yang tersebar di berbagai belahan dunia membuat PSSI tetap fleksibel dalam pendekatan ini.
“Jadi kalau ada yang bertanya soal program naturalisasi, ini adalah bentuk fleksibilitas. Kalau memang ada pemain keturunan yang berkualitas dan ingin membela Indonesia, tentu kita terbuka,” jelasnya. “Tetapi, ini bukan hanya soal kemenangan instan, melainkan bagian dari strategi jangka panjang dalam membangun tim nasional yang lebih kompetitif.”
Dengan kombinasi antara pembinaan pemain muda dan pemanfaatan pemain keturunan, PSSI berharap Timnas Indonesia dapat semakin berkembang dan bersaing di level tertinggi. Kini, harapan tertuju pada tiga pemain baru yang siap membela Merah Putih di laga-laga penting mendatang.