BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Penggunaan perangkat audio dengan teknologi peredam bising semakin umum dalam kehidupan sehari-hari. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kesehatan telinga tetap terjaga.
Bagaimana Teknologi Peredam Bising Bekerja?
Dilansir dari Channel News Asia (17/3/2025), perangkat audio peredam bising bekerja dengan menggunakan mikrofon internal. Untuk mendeteksi suara di sekitar dan menghasilkan gelombang suara yang berlawanan guna menetralkannya.
Teknologi ini umumnya ditemukan pada tiga jenis perangkat audio: earphone, earbud, dan headphone.
Perbedaan utama antara earphone dan earbud terletak pada cara penggunaannya—earphone dimasukkan ke dalam liang telinga. Sedangkan earbud hanya ditempatkan di bagian luar telinga.
Sementara itu, headphone dianggap sebagai pilihan terbaik dalam mengurangi kebisingan. Karena menutupi seluruh telinga, memberikan lapisan tambahan untuk meredam suara sekitar.
Batas Aman Penggunaan Perangkat Audio
Dr. Neo Wei Li, konsultan di Departemen THT-Bedah Kepala & Leher di Rumah Sakit Umum Sengkang, menjelaskan bahwa batas aman untuk mendengarkan suara dengan intensitas 100 dB atau lebih adalah maksimal 15 menit.
Sementara itu, Dr. Gary Lee, kepala Audiologi di Rumah Sakit Umum Ng Teng Fong, menambahkan bahwa penggunaan headphone dengan teknologi peredam bising lebih baik dibandingkan headphone biasa.
Hal ini karena perangkat peredam bising mengurangi kebutuhan pengguna untuk meningkatkan volume suara. Sehingga dapat mengurangi risiko gangguan pendengaran.
Dr. Soo Ying Pei, kepala Audiologi di Rumah Sakit Alexandra, menegaskan bahwa alat peredam bising tidak akan membahayakan pendengaran. Jika digunakan dengan tepat.
Namun, jika volume dinaikkan hingga 105-110 dB selama lebih dari lima menit, pengguna berisiko mengalami gangguan pendengaran akibat kebisingan. Serupa dengan paparan suara keras di lingkungan bising.
April Chong, direktur Clinical Excellence (Training) dan kepala audiologis senior di WS Audiology, merekomendasikan batas aman mendengarkan suara pada 85 dB selama maksimal delapan jam.
Untuk konteksnya, suara pengering rambut, penyedot debu, atau restoran ramai berada pada tingkat kebisingan tersebut. Namun, setiap peningkatan 3 dB di atas 85 dB akan mengurangi durasi mendengarkan yang aman menjadi setengahnya.
Dampak Negatif Penggunaan Berlebihan
Selain risiko gangguan pendengaran, pemakaian perangkat audio dalam waktu lama juga dapat menyebabkan penumpukan kotoran telinga.
Peningkatan risiko infeksi akibat panas dan keringat, serta ketergantungan terhadap perangkat ini. Yang bisa menimbulkan kecemasan dan frustrasi saat tidak digunakan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan batas aman mendengarkan suara pada 80 dB tidak lebih dari 40 jam per minggu. Untuk orang dewasa, dan 75 dB untuk anak-anak.
Namun, penelitian menunjukkan bahwa banyak orang dewasa muda mendengarkan suara dengan volume antara 71 dB hingga 105 dB. Dengan sekitar 58 persen melebihi batas aman.
Sebagai aturan praktis, Dr. Neo menyarankan untuk menjaga volume perangkat audio tidak lebih dari 60 persen dari level maksimum. Guna melindungi kesehatan telinga. (han)