WWW.PASJABAR.COM – Masker mata atau under eye patch kerap disebut sebagai solusi instan untuk mengurangi bengkak, mencerahkan kulit kusam, hingga menyamarkan kerutan di bawah mata.
Namun, efektivitas produk ini dalam mengatasi permasalahan kulit ternyata tidak sepenuhnya seperti yang digembar-gemborkan.
Dokter spesialis kulit, Dr. Jushya Bhatia Sarin, melalui unggahan di akun Instagram pribadinya pada Sabtu (19/4/2025), menganalogikan under eye patch sebagai minuman favorit yang hanya memberikan efek sementara.
“Itu seperti secangkir kopi untuk mata yang lelah, membangunkan mata untuk beberapa saat tetapi tidak mengubah biologinya,” ujar Sarin, seperti dikutip dari Antara, Selasa (22/4/2025).
Ia menegaskan bahwa under eye patch tidak secara signifikan merawat dasar-dasar biologi kulit. Seperti tanda-tanda penuaan alami berupa garis halus atau kerutan, meskipun sering kali diklaim demikian dalam strategi pemasaran.
Meski begitu, Sarin tetap memberikan kiat agar penggunaan under eye patch bisa lebih optimal. Terutama jika produk tersebut mengandung bahan aktif yang tepat.
Untuk melembapkan dan mengencangkan kulit di bawah mata, ia menyarankan memilih masker yang mengandung hidrogen dan asam hialuronat.
“Pikirkan tentang hidrasi, bukan tentang menghilangkan kerutan,” pesannya.
Masker yang mengandung vitamin C juga dinilai bermanfaat untuk mencerahkan kulit kusam ringan di area mata. Sedangkan masker berbasis kafein bisa membantu mengurangi bengkak, terutama jika digunakan dalam kondisi dingin.
Sarin turut mengingatkan pengguna agar tidak mengaplikasikan bahan aktif yang keras seperti asam atau retinol di area bawah mata, mengingat kulit di area tersebut sangat tipis dan mudah teriritasi.
“Gunakan under eye patch bersama krim mata, bukan sebagai penggantinya. Masker mata adalah penguat kulit, bukan penyembuh,” tuturnya.
Dengan pemahaman yang tepat, penggunaan masker mata dapat menjadi bagian dari perawatan kulit yang efektif—asal tidak diharapkan sebagai solusi ajaib untuk segala permasalahan. (han)