WWW.PASJABAR.COM – Harga Bitcoin (BTC) sempat melonjak dari sekitar USD 94.000 menjadi USD 97.000 dalam perdagangan semalam. Lonjakan ini terjadi di tengah menanti keputusan penting dari bank sentral Amerika Serikat (The Fed) terkait suku bunga.
Namun, menurut laporan terbaru dari Nansen Research, keputusan The Fed hari ini diperkirakan tidak akan banyak memengaruhi harga BTC. Kecuali muncul kejutan dari pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell.
Pasar telah mengantisipasi bahwa The Fed tidak akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat, termasuk pada pertemuan bulan Juni mendatang.
Namun, pasar juga telah memproyeksikan adanya tiga kali pemangkasan suku bunga masing-masing sebesar 25 basis poin pada paruh kedua tahun 2025. Yaitu dari Juli hingga Desember. Totalnya, penurunan suku bunga bisa mencapai 75 basis poin.
Meski begitu, skenario tersebut masih jauh dari pasti. Jika Powell menyampaikan pandangan yang berbeda dari ekspektasi, pasar kemungkinan akan bereaksi cepat dan menciptakan lonjakan volatilitas, termasuk pada harga Bitcoin.
Volatilitas Bitcoin Belum Usai?
Kenaikan harga BTC dari USD 94.000 ke USD 97.000 tadi malam mungkin merupakan bagian dari volatilitas yang diperkirakan terjadi hari ini.
Namun, mengingat riwayat pernyataan Powell yang kerap memicu gejolak pasar, bukan tidak mungkin pergerakan besar masih akan terjadi.
Kunci utamanya ada pada pandangan Powell mengenai arah kebijakan suku bunga hingga akhir tahun. Bila sinyalnya masih mendukung skenario tiga kali pemangkasan, pasar bisa tetap tenang.
Sebaliknya, bila ada indikasi bahwa The Fed akan bersikap lebih hati-hati, harga aset berisiko seperti Bitcoin bisa kembali berfluktuasi tajam.
Salah satu tantangan utama bagi The Fed adalah ancaman inflasi dari rencana pengenaan tarif baru oleh Donald Trump, jika ia kembali menjabat.
Jika tarif terhadap barang China dinaikkan—bahkan hanya menjadi 40%—itu bisa mendorong inflasi lebih tinggi, membuat The Fed menunda pemangkasan suku bunga.
Pandangan Pasar Lebih Optimis
Menurut analis Aurelie Barthere dari Nansen, suasana pasar saat ini lebih optimistis dibanding beberapa pekan lalu. Hal ini ditopang oleh:
- Pemulihan Bitcoin menuju level tertinggi sepanjang masa,
- Kinerja kuat ETF Bitcoin spot yang terus menarik minat investor,
- Kondisi ekonomi AS yang masih stabil, meskipun konsumsi mulai melambat.
Pasar juga sudah memperhitungkan risiko resesi yang lebih kecil serta harapan atas hasil negosiasi perdagangan yang lebih baik.
Namun, untuk benar-benar memasuki fase pasar bullish, masih dibutuhkan katalis positif baru, termasuk kejelasan soal kebijakan dagang AS.
Laporan Nansen menyebutkan bahwa indikator teknikal Bitcoin masih menunjukkan tren positif, dengan rata-rata pergerakan jangka pendek yang melampaui jangka panjang. Secara teknikal, Bitcoin bahkan lebih unggul dibandingkan indeks saham AS saat ini.
Namun untuk altcoin, analis menilai masih terlalu dini untuk berspekulasi, sampai sinyal bull market benar-benar jelas.
Pasar kripto, khususnya Bitcoin, saat ini berada dalam fase “menunggu restart”. Arah selanjutnya sangat bergantung pada pernyataan Jerome Powell dan sikap The Fed terhadap kebijakan suku bunga.
Jika pandangannya konsisten dengan ekspektasi pasar, harga BTC bisa tetap stabil. Namun jika terjadi pergeseran sikap, volatilitas bisa kembali meningkat. (han)









