WWW.PASJABAR.COM – Musim 2025 belum berjalan mulus bagi Enea Bastianini. Pembalap asal Italia yang kini membela Red Bull KTM Tech3 belum menunjukkan performa menonjol di atas RC16.
Finis terbaiknya hanya peringkat ketujuh di seri Austin, Amerika Serikat. Saat ini, ia bertengger di posisi ke-15 klasemen sementara MotoGP 2025. Tertinggal dari rekan setimnya, Maverick Viñales, yang berada di peringkat ke-11.
Menurut laporan Sky Italia, Bastianini kini menghadapi dua opsi menarik jika memutuskan hengkang dari KTM pada musim 2026: tim pabrikan Aprilia atau Pramac Racing—yang kini menjadi tim satelit Yamaha.
Namun seperti dinamika umum di bursa transfer MotoGP, peluang ini sangat bergantung pada pergerakan pembalap lain.
Dua Opsi Peluang
Aprilia bisa menjadi tujuan utama, terutama jika Jorge Martin benar-benar meninggalkan tim setelah enam seri awal musim ini.
Martin sebelumnya menyatakan niatnya untuk mengaktifkan klausul keluar jika motor Aprilia tidak kompetitif. Sebuah peluang yang bisa dimanfaatkan Bastianini.
Opsi kedua datang dari Pramac Racing, yang tengah dalam masa transisi setelah menjadi mitra resmi Yamaha.
Namun, kesempatan ini pun belum pasti. Jack Miller dan Miguel Oliveira masih memiliki peluang dipertahankan jika mampu tampil impresif hingga akhir musim.
Bahkan, nama Toprak Razgatlioglu—juara dunia WorldSBK—disebut-sebut sudah dekat dengan kesepakatan bersama Pramac untuk musim depan.
Kekecewaan Mendalam
Jack Miller sendiri sempat mengatakan, “Hasil bagus di lintasan akan jadi kunci untuk kontrak baru musim 2026,” dan membuktikan dengan finis ketujuh di GP Silverstone.
Sementara itu, Bastianini justru mengalami akhir pekan yang sangat mengecewakan.
“Hari yang sangat rumit. Saya mencoba melakukan sesuatu dengan motor, tapi tidak mungkin bagi saya untuk mendorong,” ujar Bastianini usai finis ke-17 di Silverstone.
“Sebuah balapan yang membuat frustrasi. Saya hanya ingin menyelesaikannya. Long Lap penalty tidak membantu saya tetap bersama rombongan, dan perangkat depan terkunci sepanjang lap pertama,” tambahnya dengan nada kecewa.
Penalti Long Lap yang diterimanya akibat pelanggaran di GP Le Mans makin memperparah situasi. Hukuman tersebut membuatnya kehilangan waktu penting di awal lomba, saat perebutan posisi sedang ketat.
Meski frustrasi, Bastianini tetap menyelesaikan balapan, menunjukkan profesionalisme tinggi di tengah tekanan.
Chemistry yang Sulit Terjalin
Setelah “terbuang” dari Ducati demi memberi ruang bagi Marc Márquez, kini karier Bastianini kembali dalam ancaman.
Chemistry dengan motor KTM tampak tak pernah benar-benar terjalin. Di saat pembalap seperti Bezzecchi dan Toprak mencuri perhatian, performa Bastianini justru stagnan.
Sementara KTM baru saja mendapat investasi besar dari Bajaj Auto sebesar £674 juta, arah proyek tim masih belum jelas.
Masa depan Bastianini pun menjadi pertaruhan. Ia masih terikat kontrak jangka panjang dengan Tech3 KTM, namun seperti yang sering terjadi di MotoGP, kontrak bukan jaminan permanensi.
Kini, jika pintu Pramac tertutup oleh Miller, Oliveira, atau bahkan Toprak, maka harapan Bastianini tinggal pada Aprilia—yang mungkin akan kehilangan Jorge Martin.
Tapi CEO Aprilia, Massimo Rivola, mengaku masih berusaha memperbaiki hubungan dengan Martin, yang membuat situasi makin abu-abu.
Enea Bastianini kini berada di persimpangan jalan. Bukan lagi pusat perhatian di bursa transfer MotoGP 2026, tapi nasibnya tetap jadi sorotan.
Jika ingin menyelamatkan kariernya, keputusan besar harus segera diambil. Ia tidak hanya membutuhkan motor baru, tapi juga narasi baru—untuk menghindari perubahan julukan dari “The Beast” menjadi “The Lost One.” (han)












