www.pasjabar.com — Inter Milan harus angkat koper lebih awal dari ajang Piala Dunia Antarklub 2025 usai kalah 0-2 dari Fluminense pada babak 16 besar, Selasa (1/7) dini hari WIB. Kekalahan ini membuat frustrasi banyak pihak, termasuk sang kapten Lautaro Martinez yang tak bisa menyembunyikan kekecewaannya.
Dua gol Fluminense dicetak oleh German Cano dan Hercules, keduanya lahir dari kesalahan lini belakang Inter.
Sementara itu, dua peluang emas Lautaro Martinez dan Federico Dimarco hanya membentur tiang gawang.
Kondisi ini memperparah hasil buruk dan membuat Lautaro melampiaskan emosinya dalam wawancara usai pertandingan.
Sindiran untuk Calhanoglu? Lautaro Buka Suara
Dalam pernyataannya kepada Sport Mediaset, Lautaro melontarkan komentar yang memicu spekulasi. Ia menyampaikan pesan tegas untuk seluruh pemain Inter:
“Siapa pun yang ingin bertahan harus bertahan, siapa pun yang tidak ingin bertahan di sini, harus pergi. Kami mewakili klub penting dan harus berjuang untuk tujuan-tujuan penting.”
Komentar itu langsung dikaitkan dengan gelandang Hakan Calhanoglu, yang belakangan dikabarkan ingin hengkang ke Galatasaray, klub asal negaranya, Turki.
Namun, Lautaro buru-buru memberikan klarifikasi bahwa ucapannya bersifat umum.
“Saya hanya mengatakan secara umum. Ini musim yang panjang dan melelahkan, dan kami mengakhirinya dengan tangan hampa. Saya tidak akan menyebut nama. Tapi saya kapten dan harus bicara. Mereka yang ingin bertahan dan menantang trofi penting, silakan bertahan. Jika tidak, selamat tinggal.”
Seruan Tegas Sang Kapten: Bangun Ulang Mentalitas Juara
Lautaro menegaskan bahwa skuad Inter perlu membangun kembali semangat seperti saat mereka meraih Scudetto kedua dalam beberapa tahun terakhir.
Ia mengisyaratkan adanya beberapa hal internal yang membuatnya tidak nyaman, tanpa menyebut siapa pun secara langsung.
Pernyataan ini menjadi sinyal bahwa Lautaro ingin memastikan hanya pemain yang benar-benar berkomitmen yang bertahan di skuad Nerazzurri, demi menjaga harga diri dan ambisi klub.
Kini, dengan Inter tersingkir dari Piala Dunia Antarklub 2025 dan mengakhiri musim tanpa gelar, klub raksasa Serie A ini dihadapkan pada tugas besar: evaluasi dan rekonstruksi tim, baik dari sisi teknis maupun mentalitas.












