PascakericuhanBANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Pascakericuhan aksi unjuk rasa pada akhir pekan lalu yang berujung anarkis, sejumlah titik di Kota Bandung masih menyisakan kerusakan.
Hingga Senin (1/9/2025) pagi, fasilitas umum, pos polisi, dan sarana lalu lintas yang menjadi sasaran perusakan pascakericuhan belum seluruhnya diperbaiki.
Pantauan di kawasan Simpang Sulanjana, tampak dua videotron yang dirusak massa masih dibiarkan tergeletak tanpa perbaikan. Layarnya pecah dan rangka besi terbengkalai, memperlihatkan jelas bekas aksi anarkis.
Selain itu, coretan-coretan vandalisme di dinding dan tiang jalan belum juga dibersihkan, sehingga menambah kesan kumuh di area tersebut.
Kondisi serupa terlihat di Simpang Cikapayang, Dago, yang menjadi salah satu titik kericuhan. Pos polisi yang dibakar massa kini hanya menyisakan puing hitam bekas kebakaran. Tidak terlihat adanya aktivitas petugas di pos tersebut, bahkan lampu lalu lintas yang sempat dirusak belum berfungsi kembali.
Akibatnya, arus kendaraan di kawasan Dago terpantau semrawut karena pengendara harus mengatur jalannya sendiri di persimpangan padat itu.
Situasi serupa juga tampak di pusat pemerintahan Jawa Barat. Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat di Jalan Diponegoro masih dijaga ketat aparat. Kawat berduri membentang di depan pintu masuk sebagai pengamanan tambahan.
Di Gedung Sate, pagar pengaman tinggi masih terpasang mengelilingi area kantor Gubernur Jawa Barat, langkah antisipasi jika terjadi gelombang unjuk rasa susulan.
Kondisi Sudah Terkendali
Meski demikian, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, memastikan bahwa kondisi Kota Bandung secara umum sudah terkendali.
Menurutnya, aktivitas warga, termasuk perekonomian, berjalan normal seperti biasa. Ia juga menegaskan pemerintah tidak akan tinggal diam atas kerugian yang dialami masyarakat akibat kerusuhan tersebut.
“Warung dan motor warga yang dirusak akan kami ganti. Jangan sampai masyarakat kecil ikut menanggung beban dari peristiwa ini,” ujar Dedi, yang akrab disapa KDM.
Selain pemulihan kerusakan, aparat kepolisian bersama TNI kini siaga di sejumlah titik strategis. Pengamanan ini dipersiapkan untuk mencegah potensi aksi susulan yang berujung pada kericuhan serupa.
Polisi juga masih melakukan pendataan terhadap kerusakan fasilitas umum, termasuk menghitung kerugian materi yang timbul.
Sejumlah warga mengaku khawatir jika unjuk rasa kembali berujung rusuh. Mereka berharap aparat dapat bertindak lebih sigap agar fasilitas publik tidak lagi menjadi sasaran perusakan.
“Yang rugi kan masyarakat juga. Lampu lalu lintas mati bikin jalan macet, warung rusak bikin pedagang susah. Semoga cepat diperbaiki,” kata Yana, salah seorang warga Dago.
Meski tanda-tanda aktivitas normal sudah terlihat di banyak titik, sisa-sisa kericuhan menjadi pengingat betapa aksi massa bisa berdampak luas terhadap kehidupan kota.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat menegaskan akan terus memantau situasi sambil berupaya mempercepat pemulihan fasilitas umum agar dapat kembali digunakan masyarakat. (uby)












