BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) memastikan akan mereaktivasi jalur kereta api Banjar–Pangandaran yang sudah tidak beroperasi selama lebih dari satu abad. Langkah strategis ini dilakukan untuk mendukung pemerataan ekonomi wilayah selatan Jawa Barat dan memperkuat konektivitas antar-daerah.
Reaktivasi Jalur Bernilai Rp8 Triliun
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengungkapkan, proyek reaktivasi ini merupakan hasil kerja sama antara Pemprov Jabar dan PT Kereta Api Indonesia (PT KAI).
Keduanya akan mengalokasikan anggaran sebesar Rp8 triliun untuk membuka kembali jalur sepanjang 82 kilometer yang menghubungkan Banjar dan Pangandaran.
“Kami akan memanfaatkan jalur lama yang sudah ada agar lebih efisien dalam pembangunan. Reaktivasi ini tidak hanya menghidupkan konektivitas transportasi, tapi juga membuka peluang ekonomi baru di kawasan selatan Jabar,” ujar Dedi Mulyadi, Selasa (4/11/2025).
Menurut Dedi, jalur kereta Banjar–Pangandaran sudah dibuka sejak tahun 1916 pada masa kolonial Belanda, namun ditutup pada tahun 1921 karena menurunnya aktivitas ekonomi dan keterbatasan perawatan.
Dorong Pemerataan Ekonomi dan Pariwisata
Reaktivasi jalur kereta ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah selatan Jawa Barat yang selama ini tertinggal dibanding wilayah utara.
Selain untuk angkutan penumpang, jalur ini juga akan digunakan untuk mendukung sektor pariwisata dan distribusi logistik.
“Kabupaten Pangandaran merupakan destinasi wisata unggulan. Dengan adanya jalur ini, wisatawan dari Bandung, Tasikmalaya, dan sekitarnya bisa lebih mudah berkunjung ke pantai-pantai di selatan,” jelas Dedi.
Pemerintah daerah juga akan melibatkan para bupati di wilayah selatan Jabar untuk turut mendukung proses reaktivasi dan pembebasan lahan, termasuk peningkatan akses jalan ke stasiun-stasiun lama yang akan dihidupkan kembali.
Target Mulai Pembangunan Tahun 2026
Pemprov Jabar menargetkan pembangunan infrastruktur jalur reaktivasi dimulai pada tahun 2026 setelah proses perencanaan dan studi kelayakan rampung pada 2025.
Tahap awal akan difokuskan pada perbaikan jembatan dan rel lama yang masih dapat digunakan.
Dengan dibukanya kembali jalur Banjar–Pangandaran, diharapkan kawasan selatan Jawa Barat akan menjadi poros ekonomi dan pariwisata baru yang terintegrasi dengan jalur logistik nasional.












