BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Meskipun intensitas hujan di Kota Bandung mulai meningkat dalam beberapa hari terakhir, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPMKP) Kota Bandung mengingatkan bahwa potensi kebakaran masih tetap tinggi dan tidak boleh dianggap sepele.
Kepala Bidang Penyelamatan DPMKP Kota Bandung, Imanuel Situmorang, menuturkan bahwa peralihan cuaca menuju musim hujan tidak otomatis menghilangkan risiko kebakaran.
Hal itu disebabkan oleh sejumlah faktor teknis dan perilaku masyarakat yang masih bisa memicu percikan api, terutama di kawasan permukiman padat.
“Walaupun sudah mulai sering hujan, bukan berarti risiko kebakaran menurun drastis. Secara kelembaban memang sudah tinggi, tapi tetap ada kemungkinan munculnya kebakaran, terutama dari sumber api buatan manusia seperti listrik, rokok, dan aktivitas dapur,” ujar Imanuel, dilansir dari bandung.go.id.
Ia menjelaskan, insiden kebakaran di musim hujan justru kerap dipicu oleh korsleting listrik akibat kabel yang lembap atau rusak, penggunaan kompor yang tidak diawasi, serta puntung rokok yang dibuang sembarangan ke tumpukan sampah kering.
“Kelembaban udara memang meningkat, tapi kalau instalasi listrik sudah rapuh atau tidak sesuai standar, justru bisa menimbulkan arus pendek. Apalagi di kawasan padat, api bisa cepat menyebar kalau tidak segera ditangani,” jelasnya.
Edukasi Pencegahan Diperkuat Hingga Tingkat RW
Imanuel menambahkan, kesadaran masyarakat terhadap pencegahan kebakaran sebenarnya mulai menunjukkan peningkatan. Warga kini lebih cepat melapor jika melihat api atau asap, meski kewaspadaan terhadap kondisi peralatan rumah tangga masih perlu ditingkatkan.
“Dari sisi pencegahan, warga sebenarnya sudah mulai sadar. Mereka lebih cepat melapor saat ada api atau asap. Tapi tetap perlu ditingkatkan kesadaran untuk memastikan peralatan listrik, kompor, dan bahan mudah terbakar dalam kondisi aman,” katanya.
Sebagai upaya antisipatif, DPMKP terus menggencarkan sosialisasi ke lingkungan RW, sekolah, hingga komunitas masyarakat mengenai pencegahan kebakaran, penggunaan alat pemadam api ringan (APAR), serta prosedur evakuasi dini.
“Kami terus gencarkan sosialisasi agar masyarakat tidak panik dan tahu langkah-langkah pertama saat kebakaran. Edukasi ini penting, karena 80 persen kasus bisa diminimalisir kalau masyarakat cepat bertindak sebelum petugas datang,” imbuhnya.
DPMKP juga mengimbau masyarakat untuk segera menghubungi layanan darurat 113 atau 112 apabila menemukan tanda-tanda kebakaran, serta tidak mencoba memadamkan api besar tanpa perlengkapan memadai.
Imanuel berharap tingkat kewaspadaan masyarakat terus meningkat, sehingga risiko dapat ditekan meskipun kondisi cuaca tidak menentu.
“Musim hujan bukan berarti aman dari kebakaran. Justru kita harus lebih waspada karena banyak faktor teknis yang bisa memicu api. Mari sama-sama menjaga lingkungan dan keselamatan bersama,” tandasnya. (han)









