BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Sosok guru atau dosen terang Ketua Prodi Sastra Inggris Universitas Pasundan (Unpas), Angga Maulana SS. M.Pd memiliki peran sentral dalam proses belajar mengajar di kelas, meskipun seiring bergulirnya perkembangan era digital di mana kini teknologi menjadi hal yang dominan dalam sarana pembelajaran.
“Peran pendidik tidak bisa digantikan oleh gadged ataupun teknologi. Belajar online memang penting namun tidak bisa menggantikan pendidikan karakter yang ditanamkan oleh para dosen.
Keduanya memang perlu berkolaborasi dan bersinergi. Saat belajar sudah semakin efisien dengan e learning misalnya, bukan berarti dosen tidak dibutuhkan lagi, melainkan juga wajib tetap ada untuk memenuhi sisi pembangunan mental lainnya,” terangya.
Pendidikan yang baik lanjut Angga bukan hanya membuat mahasiswa mengetahui sesuatu melainkan juga bisa mengerti dan mampu mengaplikasikan ilmu pengetahuannya dalam kehidupan.
“Pendidikan tidak hanya sebatas pengetahuan namun juga merupakan moral value untuk Unpas dimana nilai-nilai kesundaan dan keislaman adalah hal yang ditanamkan kepada mahasiswa. Di samping itu saya juga mengingatkan mahasiswa untuk tidak lupa dalam berdoa dan peduli kepada orang-orang dan lingkungan sekitar mereka,” tandasnya.
Mengenai perjalanannya dalam dunia pendidikan, pria kelahiran Bandung 3 Juli 1985 ini pun mengulas bahwa semua dimulai saat ia menjadi mahasiswa Prodi Sastra Inggris di Unpas pada tahun 2004 dan aktif di himpunan mahasiswa hingga akhirnya menjadi ketua himpunan dan berlanjut menjadi ketua senat pada 2005-2006 dan lulus pada akhir tahun 2008.
“Pada bulan Januari 2009 saya diminta untuk menjadi asisten dosen dan memegang bidang kemahasiswaan di prodi setelah itu saya melanjutkan kuliah S2 pada tahun 2012 dan mulai mengajar sendiri,” terang lulusan magister Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) tahun 2015
Di samping mengajar Angga juga aktif dalam Akreditasi Insitusi Perguruan Tinggi (IPT) serta pada divisi kerjasama internasional Unpas. Di mana didalamnya terlibat dalam mengelola mahasiswa asing dan kerjasama dengan intansi atau universitas luar negeri serta menjadi intrepreter.
“Kebetulan saya lahir dari keluarga guru. Ayah dan ibu saya adalah guru SD, saat kuliah saya juga sudah membantu mengajar bahasa Inggris di sekolah sehingga begitu lulus kuliah dan langsung ditawari untuk mengajar, saya langsung menerimanya,” terang ayah dari tiga orang anak.
Adapun suka duka yang dirasakan selama mengajar terang Angga sangat bervariatif di mana ikut senang dan bangga ketika dulu mengajar di level bawah SD SMP SMA keceriaan anak anak begitu mengetahui hal baru. Begitupun di level universitas bagaimana seorang mahasiswa menjadi mahir dalam bahasa Inggris dan mengimplementasikan ilmu yang ia dapat.
Sementara itu hal yang terkadang menjadi sedih adalah saat mahasiswa tidak bisa lepas dari gadged dengan kehidupan sosial media, padahal walaubagaimanapun interaksi antara mahasiswa dengan pengajar adalah hal yang penting.
“Untuk meningkatkan produktifias mahasiswa dalam penggunaan gadged prodi juga mewajibkan mahasiswa baru untuk berlangganan e learning dari Cambridge di akun learn social. Di mana mereka belajar seperti berhadapan dengan bule secara langsung dengan pelajaran mulai dari speaking, listening, grammer juga reading yang dikerjakan via handphone dan di dapat diakses selama 24 jam di Unpas.learnsocial.online,” terangnya.
Di samping itu pemilik dari motto hidup tersenyumlah karena kebahagiaan itu diciptakan bukan dicari atau dikomparasi ini pun mengungkapkan bahwa dalam mengajar sebagaimana visi Unpas untuk menekankan nilai keagamaan dan sunda. Silih asah dan silih asuh, kebersamaan, gotong royong dan saling membantu dan bisa berangkat bersama adalah hal yang ditanamkan dalam keseharian.
“Harapan saya tentu sebagaimana keterangan nabi bahwa manusia terbaik adalah yang banyak manfaatnya untuk orang lain. Maka saya Ingin menjadi manusia terbaik dan memberikan manfaat, sebagai dosen tentu saya ingin membantu mahasiswa memiliki skill yang dibutuhkan. Membawa kemajuan bagi program studi, fakultas dan tentunya Universitas Pasundan,” pungkasnya. (Tan)