CIMAHI, WWW.PASJABAR.COM– Menanam adalah melawan kepunahan, begitulah kalimat yang sering di ucapkan para penggiat alam sebagai bentuk ajakan kepada seluruh masyarakat untuk sadar akan kondisi bumi kita sekarang.
Tanpa kita sadari bumi ini sekarang sedang mengalami Pemanasan Global atau yang sering orang sebut sebagai Global Warming.
Pemanasan Global itu sendiri adalah suatu proses peningkatan suhu rata-rata daratan bumi yang berdampak pada perubahan iklim sehingga menyebabkan berbagai bencana alam seperti terjadinya gelombang panas, peningkatan permukaan air laut, kekeringan, krisis air bersih, kebakaran hutan, longsor dan hal lainya yang berdampak buruk bagi kehidupan manusia di muka bumi.
Penyebabnya bukan lain karena berkurangnya daerah terbuka hijau dan hutan karena sifat manusia itu tersendiri yang konsumtif dan kurang peduli terhadap hutan. Dengan melakukan pengalihan fungsi lahan hutan menjadi perkebunan, penebangan hutan secara liar atau bahkan pembakaran wilayah hutan untuk dijadikan pemukiman.
Hal ini berdampak besar bagi keseimbangan ekosistem karena membuat daerah terbuka hijau yang tadinya berfungsi sebagai penghasil oksigen dan daerah resapan air berkurang sehingga dampak pada peningkatan pemanasan global terasa signifikan karena peningkatan suhu bumi yang terus naik.
Selain itu tidak adanya resapan air yang sempurna di daerah perbukitan bisa menjadi pemicu terjadinya longsor jika curah hujan yang besar terjadi dan tidak adanya tumbuhan yang bisa mengikat tanah.
Oleh karena itu untuk memperbaiki keseimbangan lingkungan tersebut maka perlu juga diadakannya perbaikan lingkungan untuk memperbaiki keseimbangan lingkungan dan mengurangi dampak dari kerusakan yang ditimbulkannya, dengan dilakukanya penanaman untuk konservasi lingkungan.
Seperti yang dilakukan oleh PAPAS (Pencinta Alam Pasundan), salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa dari kampus STKIP Pasundan Cimahi yang bergerak di dunia kepencintaalaman membuat sebuah event penanaman yang berjudul “Menanam Untuk Bumi Pasundan”.
Ketua pelaksana Saleh Saepul Rahman atau yang akrab disapa “Sartung” mengatakan bahwa kegiatan ini dilakukan dengan mengajak SISPALA (Siswa Pencinta Alam) di daerah kota Cimahi dan kota Bandung.
“PAPAS berniat melakukan penanaman pohon Bambu jenis Petung di daerah Talaga Warna kampung Cihideung, Desa Cihideung, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat,” ungkapnya.
Kegiatan “Menanam Untuk Bumi Pasundan” yang diadakan oleh anggota UKM PAPAS STKIP Pasundan Cimahi ini bertemakan “ Pentingnya Kesadaran Menanam Dan Menjaga Lingkungan Bagi Generasi Muda”, yang diselenggarakan pada tanggal 12 -13 maret 2022.
“Tujuan penanaman bambu ini terispirasi dari tiga pilar konservasi yaitu ekologi, sosial, dan ekonomi. yang di mana ekologi itu merupakan interaksi manusia dengan alamnya, tentunya harus pada keseimbangan sosialnya, yaitu kearifan bangsa Indonesia adalah gotong royong atau kebersamaan dan harus sampai kepada nilai ekonominya walaupun tidak profit oriented,” ulasnya.
Saleh melanjutkan bahwa dimana konsepnya konservatif produktif dalam menunjang pembangunan yang berwawasan lingkungan.
“Mengapa Bambu Petung menjadi pilihan utama dalam kegiatan penanaman ini dikarenakan Bambu jenis Petung ini menjadi salah satu bambu yang memiliki kemampuan sebagai percepatan perbaikan fungsi hidrologis sehingga dapat memunculkan sumber mata air baru dan meningkatkan debit mata air di daerah penanamanya karena bambu jenis ini bisa menyerap karbondioksida dan mengubahnya menjadi hidrogen kemudian menyalurkanya melalui akar serabutnya yang meluas,” paparnya.
Selain itu, sambung Saleh, bambu jenis petung ini juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi karena biasa di gunakan sebagai bahan bangunan dan kayu struktural untuk konstruksi serta rebungnya yang besar dan manis di sukai orang untuk di buat acar atau masakan lain.
“Mutu rebung ini di anggap yang terbaik di bandingkan dengan rebung bambu jenis lain, sehingga di harapkan dapat membantu perekonomian masyarakat sekitar daerah penanamnya kedepannya,” tandasnya.
“Maka dari itu PAPAS selaku fasilitator dan penyelenggara acara ini berharap bisa menginspirasi khususnya untuk generasi muda agar lebih peka dan sadar akan pentingnya kegiatan penanaman yang di lakukan ini, karna seperti yang kita ketahui kegiatan seperti ini sudah sangat jarang di lakukan. Karena generasi anak muda zaman sekarang cenderung kurang peduli akan pentingnya menjaga lingkungan,” pungkasnya. (tiwi)