BANDUNG, PASJABAR.COM — Maarif Institute bersama PPIM UIN Jakarta dan UNDP (CONVEY Indonesia), didukung oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dan Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung menggelar KOPDAR Generasi Milenial #PercayaIndonesia #MeyakiniMenghargai di lantai 4 Fakultas Ushuluddin, Jalan A. H. Nasution No.105, Cipadung, Cibiru, Bandung.
Sebelumnya MAARIF Institute juga telah sukses menyelenggarakan KOPDAR Generasi Milenial di Pekanbaru, Makassar, dan Garut pada 2018 lalu.
Acara KOPDAR kali ini juga dihadiri oleh 100 peserta dari kalangan aktivis muda, mahasiswa, maupun pelajar yang bertemu dan membicang terkait toleransi, keindonesiaan, serta membedah buku Antologi Esai dan Kompilasi Vlog terbaik dari peserta Indonesia Millennial Movement 2018.
Sebagaimana yang diketahui, Indonesia Millennial Movement merupakan sebuah Kongres Pemuda yang telah sukses digelar di Jakarta pada November 2018 lalu, menghadirkan 100 pemuda dari 34 Provinsi Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.
Direktur Eksekutif MAARIF Institute, Muhd Abdullah Darraz, mengungkapkan berkomitmen dan senantiasa mendukung dalam rangka menyebarkan karya-karya Indonesia Milennial Movement kepada generasi muda lainnya, agar anak-anak muda lainnya termotivasi untuk mengkampanyekan perdamaian.
“Kami percaya bahwa karya-karya terbaik yang dihasilkan oleh Duta Indonesia Millennial Movement dalam bentuk Buku dan Vlog terbaik ini patut untuk disampaikan pada generasi muda lainnya sebanyak-banyaknya,” ulasnya.
Harapannya, karya tentu ini bisa menjadi inspirasi sekaligus motivasi bagi generasi muda untuk terus berkarya, dan mengawal narasi perdamaian di Indonesia.
Sementara itu, Dekan Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati (SGD) Bandung, Prof Dr Rosihon Anwar.
Dalam sambutanya, Prof Dr Rosihon Anwar memberikan apresiasi terhadap kegiatan tersebut, karena selaras dengan misi Fakultas Ushuluddin yang senantiasa mendeklarasikan Islam moderat di tanah air.
“Fakultas Ushuluddin harus menjadi garda terdepan dalam pengembangan moderasi Islam di Indonesia. Mengingat angka kekerasan, khusunya indeks jihadis di Jawa Barat cukup tinggi, 47,6 sementara secara nasional 46,2,” tegasnya.
Rosihon Anwar juga berpesan kepada MAARIF Institute untuk memperluas kegiatan dan memberikan advokasi terhadap pesantren-pesantren.
Diketahui sebelumnya, MAARIF Institute juga giat mengkampanyekan Islam damai, moderat, sejuk melalui media sosial.
“Chanel di youtube mesti dijadikan media dakwah untuk menghadirkan Islam moderat, karena kecenderungan orang belajar Islam dari youtube,” paparnya.
Adapaun kegiatan ini turut menghadirkan narasumber mumpuni dalam bidangnya diantaranya, Pipit Aidul F (Manajer Program MAARIF Institute for Culture and Humanity), Iu Rusliana (Dosen UIN Sunan Gunung Djati Bandung), dan 3) Mela Rusnika (Duta Indonesia Millennial Movement Provinsi Jawa Barat). Sesi bincang-bincang dalam kegiatan ini dipandu oleh Nita Mujahidah (Duta Indonesia Millennial Movement Provinsi Jawa Barat). (Tan)