BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Saat ini polusi udara sedang ramai dibicarakan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut kualitas udara ideal memiliki konsentrasi partikel halus berukuran 2,5 mikrometer (PM 2.5) tidak lebih dari 5 µg/m3. Namun, nilai rata-rata konsentrasi PM 2.5 di sejumlah kota besar Indonesia sekitar 5 kali lipat lebih tinggi. Kualitas udara di Indonesia pun kian memburuk dalam beberapa tahun terakhir.
Dilansir dari ALODOKTER pada Kamis (31/8/2023), ada banyak jenis zat yang menjadi polutan atau penyebab polusi udara. Zat tersebut adalah karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), nitrogen dioksida (NO2), sulfur dioksida (SO2), pestisida, radon (Rn), partikel (PM), ozon, timbal (Pb), dan senyawa organik volatil (VOC).
Zat-zat polutan tersebut bisa terbentuk dari beberapa hal berikut ini:
1. Asap kendaraan
Asap kendaraan, baik motor atau mobil, merupakan salah satu penyebab utama pencemaran udara. Asap ini terbentuk dari pembakaran bahan bakar fosil, seperti minyak bumi, yang biasanya digunakan untuk menghasilkan energi bagi transportasi.
Emisi kendaraan mengandung gas karbon dioksida yang kemudian membentuk ozon di permukaan bumi dan menjadi polusi. Konsentrasi ozon penyebab polusi udara ini dapat meningkat jika cuaca sedang panas dan kelembapan udara rendah.
2. Pembangkit listrik
Sama seperti kendaraan, pembangkit listrik juga menggunakan bahan bakar fosil minyak bumi dan batu bara untuk menghasilkan energi. Karena penggunaannya dalam skala besar, hasil pembakaran ini bisa menyumbang hampir 80 persen polusi udara.
Selain karbon dioksida, pembakaran bahan bakar fosil pada pusat pembangkit listrik juga menjadi penyebab polusi udara. Pasalnya, kegiatan ini menghasilkan emisi sulfur nitrogen oksida, karbon dioksida, partikulat (PM), dan sulfur dioksida (SO2).
3. Asap industri
Asap mengepul yang dikeluarkan dari cerobong tinggi di pabrik mungkin pernah, bahkan tidak asing bagi Anda. Nah, limbah asap tersebut antara lain mengandung sulfur dioksida, nitrogen dioksida, dan karbon monoksida. Selain menjadi penyebab polusi udara, industri dan manufaktur juga menyumbang limbah pada air dan tanah.
3. Limbah pertanian
Bidang pertanian juga turut andil dalam pencemaran udara, lho. Penggunaan pupuk yang berlebihan dan pupuk tidak layak guna dapat melepaskan gas ke udara yang disebut amonia (NH3). Selain itu, proses penyemprotan pestisida dan pembakaran untuk pembukaan lahan juga menyebabkan polusi udara.
5. Kebakaran hutan
Kebakaran hutan dapat menyumbang polusi udara dengan menghasilkan polutan berupa nitrogen dioksida, ozon, hidrokarbon aromatik, dan timbal. Selain menjadi penyebab polusi, kebakaran hutan juga berdampak pada berkurangnya pasokan air, listrik, dan gas, serta menyebabkan perubahan iklim.
Tak hanya itu, musim kemarau biasanya akan datang lebih cepat karena bencana ini.
6. Aktivitas rumah tangga
Kalau Anda punya kebiasaan membakar sampah rumah tangga, mulai saat ini hentikanlah. Membakar sampah bisa menghasilkan polutan yang berdampak pada perubahan iklim dan membahayakan kesehatan.
Selain itu, merokok, mengecat tembok rumah, menggunakan pendingin ruangan (AC), serta menggunakan produk pembersih juga dapat menyumbang polusi udara di dalam ruanggan.
Cara Mengurangi Paparan Polusi Udara
Saat menghirup polusi udara, Anda bisa merasa sakit kepala, pusing, mudah lelah, serta iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan. Efek ini bersifat sementara dan dapat hilang dengan menghindari sumber polusi, tanpa perlu mendapatkan pengobatan khusus.
Namun, paparan zat penyebab polusi udara dapat masuk ke dalam paru-paru dan menyebabkan atau memperburuk penyakit pernapasan, seperti asma, bronkitis, emfisema, dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
Risiko terkena diabetes, penyakit jantung, kanker, penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, dan stroke juga akan meningkat jika terus-menerus menghirup polutan. Selain itu, udara yang tercemar dikaitkan dengan penurunan kesehatan mental, seperti depresi dan gangguan kecemasan.
Polusi udara memang sulit untuk dihindari. Namun, untuk mencegah dampaknya terhadap kesehatan, Anda dapat mengurangi paparannya dengan melakukan cara-cara berikut ini:
- Gunakan transportasi umum bila memungkinkan
- Kenakan masker saat keluar rumah.
- Gunakan pembersih udara (air purifier) di dalam rumah bila memungkinkan.
- Bersihkan ventilasi rumah secara teratur untuk mencegah penumpukan debu.
- Berkebun di pekarangan rumah atau perbanyak tanaman di dalam rumah.
- Hindari berolahraga di luar ruangan apabila tingkat polusi sedang tidak baik.
- Hindari membakar sampah rumah tangga, termasuk ranting-ranting kayu.
- Batasi pengharum ruangan dengan bahan kimia. (*/ran)