BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Gapai kawasan rawan pangan, Pemkot Bandung launching Gerakan Pangan Murah (GPM) on the road di 32 titik se-Kota Bandung.
“Jadi, selain GPM konvensional yang standby di satu titik. Kami sekarang juga punya program GPM on the road yang menghampiri ke warga. Terutama warga yang jauh dari pasar tradisional,” ujar Penjabat (Pj) Wali Kota Bandung Bambang Tirtoyuliono, kepada wartawan Selasa (6/2/2024).
Bambang mengatakan, Gerakan Pangan Murah ini digelar untuk membantu mengurangi dampak inflasi di Kota Bandung. Sehingga masyarakat memdapatkan bahan pokok dengan harga yang lebih murah dibanding di pasaran.
Disinggung, masih ada kawasan di Kota Bandung yang tergolong rawan pangan, Bambang mengatakan, beberapa wilayah diantaranya, Babakan Ciparay dan Bandung Kulon.
“Namun, kami menjamin, ketersediaan bahan pangan dalam kegiatan ini dijamin bisa memenuhi kebutuhan warga dan harganya lebih murah,” tambanya.
Salah satu bahan pokok yang dijual pada GPM adalah beras yang sekarang memang tengah mengalami kenaikan harga. Bambang mengatakan, di pasaran harga beras menyentuh Rp13.000-Rp14.000 per kilogram untuk beras medium. Sedangkan untuk harga beras premium sekitar Rp17.000 per kilogram.
“Meskipun ada kenaikan harga. Namun Bulog memastikan ketersediaan untuk Kota Bandung aman. Menurut keterangan dari bulog, beras untuk Kota Bandung ada sekitar 515.000 ton. Sehingga dipastikan stok beras untuk warga Kota Bandung, aman,” papar Bambang.
Bambang menegaskan, untuk memenuhi kebutuhan pangan ini harus dilakukan kolaborasi dengan berbagai pihak. Karenanya dalam menggekar GPM ini, Pemkot Bandung yang dimotori Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung, Bank Indonesia, Bulog Bandung, Badan Pangan Nasional (Bapanas), dan Kodim.
“Semua pihak memberikan support kepada Pemkot Bandung. Termasuk pemerintah pusat dan pemerintah provinsi,” tuturnya.
Harga Kebutuhan Pokok di GPM Lebih Murah
Sementara itu Kepala DKPP Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar mengatakan, pihaknya menyiapkan beras sebanyak 10 ton, daging ayam 50 kilogram, telur ayam 500 kg, dan bahan pangan lainnya kurang lebih 50-500 kilogram.
“Jumlah itu sangat fleksibel bergantung kebutuhan di lapangan,” terangnya.
Untuk harga, Gin Gin memastikan harga di GPM lebih murah, karena mendapat subsidi sebesar Rp1.000-Rp3.000, per komoditi per kilogram.
“Kita kan mendapat bantuan dari pemerintah provinsi, pemerintah pusat dan stakeholder lainnya. Sehingga bisa memberikan harga di bawah harga pasar,” jelasnya.
Gin Gin berharap, GPM ini bisa membantu masyarakat dalam mendapatkan sembilan bahan pokok pangan dengan lebih murah. Mengingat ada beberapa komoditi yang mengalami kenaikan harga. Seperti, telur ayam, daging ayam, cabe merah dan bawang merah.
“Beberapa komoditi mengalami kenaikan harga, lantaran menghadapi imlek, dan menjelang Ramadhan. Selain itu, juga karena cuaca, sehingga produksi menurun. Jika pun produksi tidak menurun, tapi kualitas menurun. Sementara permintaan meningkat,” terangnya. (put)