WWW.PASJABAR.COM — Kebangkitan tim nasional (timnas) Malaysia yang digadang-gadang akan mencapai puncaknya bersama Kim Pan Gon, harus bubar ditengah jalan.
Pelatih asal Korea Selatan ini resmi menyatakan mundur dari kursi yang dijabatnya sejak Juni 2022 itu pada Selasa (16/7). Alasan pribadi disebut jadi alasan Kim mundur. Tak jelas apa alasan pribadi tersebut.
Ini mengejutkan, sebab sebelumnya Kim sudah menyatakan kesiapan memimpin Malaysia hingga akhir kontraknya pada Desember 2025. Ada tekanan hebat yang membuat Kim terpaksa mundur.
Padahal, setelah menggantikan Tan Cheng Hoe, Kim membuat banyak pencapaian. Revolusi kecil untuk Harimau Malaya diambil Kim sebagai jalan kesuksesan.
Selama menangani Safawi Rasyid dan kawan-kawan, Malaysia menemukan titik lonjak. Dari awalnya bertengger di peringkat ke-154 FIFA, kini Malaysia berada di urutan ke-135.
Performa Malaysia di Piala Asia 2023 (2024) dan Kualifikasi Piala Dunia 2026 juga tidak terlalu buruk. Indikatornya bisa menahan Korea Selatan 3-3 saat berduel di babak grup Piala Asia 2023.
Total 35 pertandingan dijalani Kim bersama Malaysia. Hasilnya 20 kali menang, lima kali seri, dan 10 kali kalah. Hasil ini tidak terlalu buruk, mengingat lawan yang dihadapi juga tim mapan.
Namun, langkah-langkah Kim yang banyak memanggil pemain keturunan dan mengabaikan sejumlah nama pemain nasional jadi sorotan. Ada resistensi atas kebijakan ini.
Disebut-sebut pula hubungan Kim dengan federasi, dalam hal ini ketua FAM Datuk Haji Hamidin Bin Haji Mohd Amin, kurang baik. Dan, ini dianggap alasan paling besar mengapa Kim mundur.
Dengan kata lain, rekonstruksi bangunan timnas Malaysia yang dibangun Kim akan dirombak ulang. Bangunan timnas yang masih jauh dari sempurna terpaksa dipugar dari awal lagi.
Hal ini bukan tidak mungkin membuat Malaysia yang berusaha bangkit dari keterpurukan, malah terperosok. Harus diakui jalan kebangkitan timnas Malaysia akan kembali abu-abu.
Begitu Kim Pan Gon mundur, FAM langsung menunjuk Pau Marti Vicente sebagai pengganti. Pria Spanyol ini adalah asisten Kim di timnas Malaysia. Ia di posisi ini sejak 17 Februari 2022.
Penunjukan Marti bisa dibilang cukup berisiko. Pengalaman melatih pria 40 tahun ini masih minim. Hanya sekali Marti menjadi pelatih kepala klub, yakni bersama Tai Chung.
Sisanya, hanya menjadi asisten pelatih. Namun ada secercah harapan. Pasalnya Marti terbilang lama berada dalam kawah candradimuka usia muda, yakni di Barcelona U-19 dan B.
Sebagai pelatih akar rumput, Marti punya pandangan lebih luas dalam melihat potensi pemain. Bisa dibilang Marti akan melihat bakat dan potensi pemain dalam skema jangka panjang, bukan pendek.
Hanya saja ini penuh risiko. Menjadi pelatih kepala tim nasional, termasuk Malaysia, pencapaian adalah titik tuju. Jika tak bisa bersaing, bukan tak mungkin cercaan akan mendera.
Karena itu jalan revolusi yang akan diambil Marti akan jadi perhatian. Bagaimana ia membangun skuad Malaysia yang dalam asuhan Kim terbilang lumayan menjanjikan.
Terdekat, pertandingan yang akan dihadapi Marti adalah Pestabola Merdeka 2024 pada September.
Setelah itu ada Piala AFF 2024. Sebelum itu ada turnamen tahunan yang akan dijalani, yaitu Piala Kemerdekaan pada November 2024. Sentuhan Marti akan diukur dari sini.
Selanjutnya akan ada Kualifikasi Piala Asia 2027. Pertandingan ini akan berlangsung pada Maret 2025 hingga Maret 2026.
Kabar baiknya, asisten-asisten Kim yang selama ini berjibaku di timnas Malaysia tak ikut mundur. Ini membuat Marti bisa sedikit leluasa membangun rancangan kinerja. Tak benar-benar dari nol.
Situasi yang dihadapi Malaysia dengan gonta-ganti pelatih, mirip dengan Vietnam dan Thailand. Situasi ini sedikit banyak membuat jalan kembang tim nasional terganggu.
Kini hanya Indonesia yang stabil dalam urusan pelatih. Shin Tae Yong diperpanjang kontraknya oleh PSSI hingga 2027. Indonesia akan berlari, sedangkan yang lain dari awal lagi.