BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Dalam rangka memperingati Milangkala Paguyuban Pasundan yang ke-111, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK Republik Indonesia, Nawawi Pomolango, SH., MH., menyampaikan kuliah umum bertajuk “Eksistensi dan Perspektif KPK dalam Memberantas Korupsi”, Jumat (9/8/2024) pagi.
Acara kuliah umum yang digelar di lingkungan Paguyuban Pasundan tepatnya di Jalan Sumatera No 41, Kota Bandung, ini menjadi bagian dari rangkaian Roadshow Bus KPK 2024, dengan tema “Jelajah Negeri Bangun Anti Korupsi”, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya pendidikan anti korupsi di Indonesia.
Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Ketua Umum Pengurus Besar Paguyuban Pasundan, Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi, M.Si, Ketua Milangkala Paguyuban Pasundan ke-111 dan Direktur Pascasarjana Unpas, Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom., IPU., ASEAN. Eng., serta pimpinan perguruan tinggi dan sekolah-sekolah di bawah naungan Paguyuban Pasundan.
Dalam sambutannya, Prof. Didi Turmudzi menekankan urgensi lahirnya Undang-Undang Perampasan Aset sebagai salah satu instrumen penting dalam penegakan hukum terkait pemberantasan korupsi di Indonesia.
“UU Perampasan Aset sudah digulirkan sejak tahun 2006, namun hingga saat ini DPR belum berani mengambil sikap. Kami berharap agar mereka mendapatkan hidayah atau keberanian untuk segera mewujudkannya, karena ini adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam upaya penegakan hukum,” ujar Didi.
Kuliah umum yang dipandu oleh Ketua Bid Politik & Hukum PB Paguyuban Pasundan Prof. Dr. T. Subarsyah, S.H, S.Sos, Sp-1, M.M., ini juga menyoroti pentingnya pendidikan sebagai ujung tombak dalam pemberantasan korupsi.
Ketua KPK, Nawawi Pomolango dalam paparannya, menyampaikan bahwa pemberantasan korupsi adalah tugas bersama yang memerlukan peran serta masyarakat, terutama lembaga pendidikan.
“Pemberantasan korupsi mustahil tercapai tanpa keterlibatan masyarakat. Lembaga pendidikan harus berada di garis depan, karena pendidikan adalah kunci dalam menanamkan nilai-nilai integritas sejak dini,” tegasnya.
Nawawi juga membagikan pandangan tentang bagaimana negara-negara lain, seperti Hongkong, berhasil memberantas korupsi melalui pendekatan pendidikan, bukan hanya melalui penindakan hukum.
Menurutnya, membangun kesadaran dan nilai-nilai anti korupsi sejak usia dini adalah strategi yang lebih efektif dalam jangka panjang dibandingkan dengan penindakan semata.
“Anak-anak perlu dididik tentang integritas dan bahaya korupsi sejak usia dini. Ini adalah tugas kita semua, bukan hanya KPK,” tambahnya.
Acara ini juga diakhiri dengan sesi tanya jawab yang hangat, membahas berbagai aspek terkait pemberantasan korupsi, termasuk efektivitas UU Perampasan Aset dan tantangan yang dihadapi KPK dalam melaksanakan tugasnya.
Nawawi menjelaskan bahwa aset-aset yang telah dirampas melalui proses hukum seringkali dilelang untuk mengembalikan nilai ekonomi kepada negara.
Namun, jika lelang tidak berhasil, aset-aset tersebut dapat dihibahkan kepada lembaga-lembaga yang membutuhkan, termasuk lembaga pendidikan.
Dengan antusiasme peserta yang terdiri dari mahasiswa S1, S2, dan S3, serta pimpinan pendidikan di lingkungan Paguyuban Pasundan, acara ini berhasil menumbuhkan kesadaran baru akan pentingnya pendidikan dalam memberantas korupsi di Indonesia. (han/tie)