BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Paguyuban Pasundan adalah Organisasi Etno Nasionalis yang sampai hari ini masih eksis bertahan dengan segenap fungsinya dengan fokus ” Ngalawan Kebodohan dan memerangi (Kokoro) Kemiskinan.
Pengamat Komunikasi Politik Universitas Pasundan (Unpas), Dr H Deden Ramdan MSi.CICP.DBA, yang juga merupakan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Unpas mengatakan, dengan perubahan zaman sekarang Paguyuban Pasundan memang menghadapi berbagai tantangan. Pertama, tuntutan untuk senantiasa meningkatkan kualitas manajerial dan sdm pengurus dari ‘puseur sampai ranting’ .
“Kedua, kemampuan dalam mengelola “rajakaya’ asset seperti sekolah – sekolah dari tingkat dasar sampai pendidikan tinggi yang tentunya menuntut profesionalisme pengurusnya. Tantangan ketiga, yakni kemampuan untuk menjadi penentu kecendrungan dalam menyikapi berbagai issue politik lokal, nasional, regional maupun internasional,” paparnya kepada Pasjabar, Senin (15/7/2019).
Tantangan berikutnya dikatakan Dedn, yakni kemampuan Paguyuban Pasundan untuk untuk menjadi “Centre of excellence” dari ‘core bussiness ‘ Paguyuban Pasundan yaitu pendidikan, sehingga menjadi organisasi yang diperhitungkan karena memiliki kekuatan pengaruh yang signifikan.
“Selain itu Paguyuban Pasundan pun menghadapi tantangan untuk menderivasi (menurunkan dan menguraikan) nilai-nilai agama Islam dan budaya sunda yang insklusif, ramah dan toleran dalam berbagai aspek sehingga menghasilkan kader Paguyuban Pasundan yang nyantri, nyunda, nyakola dan nyantika yang handal,” terangnya.
Deden menilai tantangan – tantangan tersebut menjadi tuntutan juga untuk Paguyuban Pasundan agar menjadi organisasi modern yang tidak lekang oleh waktu dan tidak surut oleh zaman. (tie)