BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Ribuan warga Kota Bandung dan sekitarnya memadati Masjid Pusat Dakwah Islam (Pusdai) Jawa Barat pada Jumat pagi (6/5/2025) untuk melaksanakan Shalat Iduladha 1446 Hijriah.
Meski sempat direncanakan digelar di Lapangan Gasibu, pelaksanaan shalat dipindahkan ke halaman Masjid Pusdai. Karena Gubernur Jawa Barat tengah berada di Kabupaten Cirebon dan tidak dapat hadir memimpin langsung di Gasibu.
Kendati terjadi perubahan lokasi, semangat dan kekhusyukan para jemaah tak berkurang. Sekitar lima ribu jemaah memenuhi area Masjid Pusdai, mengikuti jalannya ibadah shalat Iduladha dengan tertib dan khidmat.
Bertindak sebagai imam sekaligus khatib adalah Kyai Haji Nurdin Hidayat, ulama asal Majalengka, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Pusdai.
Dalam khutbahnya, KH Nurdin Hidayat menyampaikan pesan-pesan keimanan, keteladanan Nabi Ibrahim, serta pentingnya semangat berbagi dalam momentum Iduladha.
Ia juga menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Barat tahun ini menyerahkan hewan kurban berupa tiga ekor sapi dan satu ekor domba. Untuk disembelih dan dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan.
“Pelaksanaan penyembelihan hewan kurban akan dilakukan pada hari Sabtu esok,” ujar KH Nurdin Hidayat kepada awak media usai pelaksanaan shalat Id.
Ia menjelaskan bahwa penyembelihan akan berlangsung di area belakang Masjid Pusdai. Dengan melibatkan panitia dari DKM, petugas kesehatan hewan, serta relawan.
Untuk mengantisipasi membeludaknya antrean warga saat pembagian daging, panitia menerapkan sistem pembagian berbasis kupon atau voucer. Pembagian daging kurban dijadwalkan dimulai pada pukul 15.00 WIB di hari yang sama.
“Kami menggunakan sistem voucer agar tertib dan terorganisasi. Dengan begitu, masyarakat bisa mendapatkan daging kurban secara merata tanpa harus berdesak-desakan,” jelasnya.
Momen Iduladha di Masjid Pusdai Bandung tahun ini terasa lebih meriah dan tertib berkat kerja sama. Antara panitia masjid, aparat keamanan, serta partisipasi aktif dari masyarakat.
Selain menjadi ajang ibadah, kegiatan ini juga menjadi pengingat nilai solidaritas sosial. Terutama di tengah tantangan ekonomi yang masih dirasakan sebagian warga. (uby)












