BANDUNG, PASJABAR.COM — Setelah nyoblos, Walikota Bandung Oded M.Danial beserta sejumlah kepala dinas di lingkungan Pemkot Bandung, melakukan pantauan lapangan, Beberapa lokasi yang didatangi adalah TPS di kawasan Cibadak.
Ternyata, di kawasan Jalan Cibadak terdapat berbagai TPS unik, dari yang mulai menggunakan kostum adat sunda, sampai kostum bernuansa Cina dan Jepang.
Dari hasil pantauan, Oded Optimis tingkat partisipasi di Kota Bandung cukup tinggi. Hal itu terliat dari sejumlah TPS yang berada di JL Cibadak, hingga pukul 10.30, tercatat 80% pemilih, sudah menyalurkan aspirasinya.
“Saya lihat ternyata dalam pemilihan hari ini sama sama luar biasa dari sisi respon masyarakat. Di sini (Cibadak,red) saja baru pukul 10.30 WIB sudah 80 persen, saya harap bisa tingkatkan angka partisipasi,” ungkapnya.
Selain respon, kondisi pelaksanaan Pemilu 2019 pun cukup kondusif. “Mudah-mudahan ini bagian dari upaya menghadirkan pesta demokrasi yang betul-betul pesta yang rea seuri bukan jamedud,” katanya.
Antusiasme warga Cibadak terhadap pemilu tidak hanya dari kedatangan pemilih yang tinggi, tapi ditunjukkan dengan kreatifitas dalam mendekorasi TPS. Terdapat TPS dengan tema sunda, kartini, petani, ala Tiongkok dan ala Jepang.
“Ada beberapa TPS yang inovatif dan kreatif, saya apresiasi. Nanti kita berikan apresiasi, bentuknya disiapkan Pemum,” ungkap Oded.
Dari ribuan Tempat Pemungutan Suara (TPS) Kota Bandung, di Kecamatan Astana Anyar Kelurahan Cibadak ini rupanya TPS paling unik.
Pasalnya disini ada banyak TPS dengan berbagai tema atau nuansa, mulai ala Sunda di TPS 38, koboi ala Texas, vampire ala China, Kartini, hingga TPS ala Jepang di TPS 4.
Di TPS Sunda semua petugasnya menggunakan pakaian Sunda pangsi, iket dan kebaya. Di TPS koboi berpakaian kemeja planel (kota – kotak) lengkap dengan topi koboi.
Nah di TPS zombie China atau vampire, petugas berpakaian China lengkap dengan aksesoris topi hingga kumis panjang menjuntai layaknya para pejabat China seperti di film-film, selain itu diluar pintu masuk dipajang barongsai.
Di TPS kartini semua petugas ya wanita sesuai temanya. Nah di TPS ala Jepang petugas menggunakan pakaian Jepang begitupun dandannya yang perempuan seperti Geisa.
Lucunya lagi di pintu masuk diberi poster bergambar para petugas berpakaian jubah pejuang, yang diedit terlebih dulu lalu diberi judul tujuh pendekar pemilihan suara.
“Ini semua disewakan dan dibayar sama RW dan Ketua PPS tanpa memotong honor kita, yang wanita pakai Rp 95 ribu dan pria Rp 75 ribu biaya sewanya,” jelas salah seorang petugas Rima Melati mengaku sejak pukul 04.00 WIB berdandan ala Geisa. (put)