BANDUNG, WWW.PASABAR.COM — Global Alliance For Justice Education (GAJE) bersama Universitas Pasundan menggelar seminar internasional The 10th Worldwride Conference and Training of Trainers dengan tema The inspiration and diversification of justice education pada 4-10 Desember 2019 di Jalan di Kampus Pascasarjana Universitas Pasundan Jl. Sumatra No.41 Kota Bandung.
Acara yang diikuti oleh sekitar 350 peserta dari 48 negara inipin dihadiri langsung oleh Menteri Hukum Dan HAM RI Prof. Yasonna Hamongangan Laoly, SH., M.Sc., Ph.D. Ketua Umum Pengurus Besar Paguyuban Pasundan sekaligus Direktur Pascasarjana UNPAS Prof. Dr. HM. Didi Turmudzi, M.Si, Ketua YPT Pasundan, Dr. H. Makbul Mansyur, M.Si, dan civitas Unpas.
Menteri Hukum Dan HAM RI Prof. Yasonna Hamongangan Laoly, SH., M.Sc., Ph.D. dalam sambutannya mengungkapkan bahwa ia sangat berbangga dan bersukacita karena acara ini dapat digelar di Indonesia, dimana tidak mudah untuk mengorganisasikan ke 48 negara yang berpartisipasi dari berbagai benua baik Afrika, Eropa, Amerika, Asia maupun Australia.
“Kegiatan yang akan mengulas keadilan dan hukum serta hak asasi manusia, diharapkan dapat melahirkan inspirasi, program kongkrit, ide-ide baru dan gerakan inisiatif untuk keadilan hukum dan HAM kedepan,” tandasnya pada acara pembukaan Rabu (4/12/2019) di Mandalasaba dr. Djoenjonan Kampus Unpas.
Prof. Yasonna juga menambahkan bahwa pemerintah Indonesia telah berupaya sebaik mungkin dalam menegakan keadilan hukum dan HAM dengan efektif dan transparan.
“Semoga kegiatan ini akan berjalan lancar, dimana para partisipan juga merupakan para akademisi, NGO, pemerhati hukum dan para ahli dibidangnya,” terangnya.
Sementara itu Rektor Unpas, Prof.Dr.Ir.H.Eddy Jusuf Sp M.Si,.M.Kom. mengulas bahwa konferensi ini adalah upaya dalam meningkatkan kepedulian kepada kaum marginal, karena dalam undang-undang setiap warga negara memiliki hak hukum. Dan di seluruh dunia terdapat kaum marginal yang tidak mendapatkan kesataraan hukum.
“Acara GAJE yang kesepuluh ini diharapkan akan membawa dampak positif, dimana para peserta dari setiap negara akan ikut menyebarkan hak hukum kepada kaum marginal,” sambungnya.
Prof Eddy melanjutkan bahwa disamping FGD, para peserta pun akan terjun langsung kelapangan dengan mengunjungi panti panti, kaum difabel, juga homeless atau tunawisma.
“Lewat kegiatan ini, kami berupaya meningkatkan kepedulian sosial dunia, meningkatkan kebersamaan, terlebih setiap tahun kami juga mengikuti pertemuan tahunan,” jelasnya.
Adapun negara yang menghadiri acara ini meliputi Austria, Australia, Banglades, Belarusia Bulgaria, Brazil, Kamboja, Kanada, Kolombia, Kroasia, Chez Republik, Mesir, Ethiopia, Perancis, Ganbia, Jerman, India, Indonesia, Iran, Irlandia, Itali, Malawi, Malaysia, Meksiko, Modldova, myanmar Nigeria, Pakistan, Afrika Selatan, USA, Inggris, Rusia Zimbabwe dan lainnya. (Tan)