BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Pandemi virus corona atau COVID-19 tak kunjung berakhir hingga kini. Hal ini berpotensi membuat semakin banyak orang dilanda stres.
Karena jumlah kasus yang terus meningkat, publik dihadapkan pada situasi bisa terpapar virus itu kapan saja. Hal ini tentu menimbulkan kecemasan tersendiri dan bisa mengakibatkan stres.
Psikolog klinis dari Klinik Kebidanan Harkel Bandung Erwin Fazrin mengatakan saat ini wajar jika publik merasa cemas terhadap virus corona. Bahkan, mendadak merasakan gejala seperti terjangkit virus corona juga hal biasa. Misalnya tiba-tiba merasa sesak, batuk, atau bersin.
Karena mengalami gejala-gejala itu, seseorang bisa saja dilanda kecemasan atau stres. Padahal, itu belum tentu merupakan gejala terjangkit virus corona, melainkan karena gangguan psikologis semata.
Meski merupakan gangguan psikologis, mereka yang mengalaminya belum tentu perlu mendapatkan penanganan dari ahli kejiwaan. Lalu, kapan waktu yang tepat untuk berkonsultasi dengan ahli kejiwaan?
“Yang saya sarankan setelah kejadian (pandemi) ini beres, Indonesia kondisinya sudah tenang seperti di Wuhan (China),” kata Erwin.
Jika dua hingga tiga bulan setelah situasi kembali normal seseorang masih merasa kecemasan, kegelisahan, hingga stres, barulah berkonsultasi pada ahli kejiwaan. Tapi, jika yang dirasakan saat ini sudah menganggu atau menyiksa, tak ada salahnya untuk berkonsultasi.
“Tapi kalau sekarang sebenarnya hal wajar kok (merasakan kecemasan) karena semuanya juga mengalaminya,” jelas Erwin. (ors)