CIMAHI, WWW.PASJABAR.COM — Hobi berolah raga, membuat Afifah Hanifah memutuskan berkuliah di STKIP Pasundan Cimahi, selain bisa menyalurkan hobi, gadis yang akrab di sapa Abibah atau Fifah ini juga dapat meraih prestasi.
Beberapa prestasi yang diraihnya yakni masuk tim Porda tahun 2018, menjadi juara 3 futsal di liga mahasiswa regional Jabar tahun 2018 dan 2019 serta menjadi juara 3 kejuaraan Hockey antar perguruan tinggi se indonesia tahun 2019.
Di samping itu, saat SMA ia juga mendapatkan top skor kejuaran antar sekolah dan meraih predikat sebagai siswa berprestasi.
“Saya hobi berolahraga karena menjadikan tubuh sehat, sejak kecil saya juga sudah bermain futsal dan selain menggeluti futsal hingga saat ini, saya juga bermain hockey. Saya memilih dua cabang olahraga tersebut karena bersifat tim,” terangnya.
Dari berolah raga ia juga banyak mendapatkan pelajaran yang bisa ia aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari seperti dalam bidang futsal, agar menjadi juara diperlukan kejujuran, kedisplinan tanggung jawab dan kerja sama.
“Kejujuran menjadi hal yang penting, semisal saat pelatih meminta kita melakukan tambahan latihan, kemudian kita jujur mengerjakannya maka hal tersebut menjadi kebaikan untuk pemain tersebut agar bisa sukses, begitupun dengan disiplin, tanggung jawab, kerja sama. Semua itu merupakan sesuatu yang penting bagi seorang atlet,” paparnya.
Sebagai mahluk sosial, terang Afifah nilai nilai kebaikan dalam olah raga dapat dipakai ketika berinteraksi dengan manusia lainnya dan di sisi lain mendapatkan pahala dan ridha dari Allah SWT.
“Selain olah raga saya juga suka berorganisasi, sebab. saya dapat belajar mendapatkan pelajaran baru bagimana kita dapat benar benar bekerja sama berargumen dengan baik,” ucap penfavorit warna Merah dan penyuka makanan empat sehat lima sempurna serta Seblak.
Gadis kelahiran Bandung 26 Oktober 1999 ini juga bercerita bahwa ia mempunyai motto hidup, di mana ada kesulitan di sana ada kemudahan dan ngeluh boleh, nyerah jangan.
“Saya berharap kedepan bisa menjadi orang yang lebih baik untuk diri saya sendiri, dan saya ingin menjadi bagian dari manusia mulia yang dapat belajar dan berusaha dan berperan sebagai manusia yang dapat menegakkan keadilan sosial bagi seluruh kalangan masyarakat, mencintai bangsa sendiri dan menjadi manusia yang berpedoman pada Al Quran, Al sunnah dan pancasila,” urainya
Untuk cita-cita, pemilik 154 CM ini mengatakan bahwa ia bercita-cita menjadi bagian dari tenaga pendidik baik itu pelatih, guru maupun dosen, karena menurut agamanya profesi terbaik seorang wanita adalah menjadi guru dan ia ingin melahirkan orang orang bermutu dengan sugudang prestasi yang memiliki kepribadian dan tingkah laku yang baik menurut agama yang mereka anut, terlebih agama Islam.
“Saya juga ingin mengajarkan kedapa anak didik untuk mengejar dunia dan tidak lupa tentang akhirat dan alasan lainnya pun saya ingin dapat berdakwah dengan melahirkan anak anak penerus bangsa yang memiliki akhlak yang baik dan tetap pada jalur agama, mereka dapat membangun Indonesia lebih baik lagi, dengan ajaran Islam mereka akan semakin amanah dalam menjalankan tanggung jawab karena mereka tau bahwa segala perbuatan akan dipertanggung jawabkan,” tambahnya.
Afifah melanjutkan bahwa Indonesia membutuhkan generasi yang lebih baik dengan karakter yang jujur amanah dan bertanggung jawab. Dan ia berharap dengan menjadi pendidik ia bisa ikut berkontribusi dalam menciptakan generasi yang dapat bekerja sama, menghormati orang lain, bertanggung jawab dan jujur.
“Adapun kesibukan saya saat ini adalah belajar dan berlatih futsal lima kali dalam seminggu, selain itu saya juga menggali wawasan lewat internet, mendengarkan kajian dan membantu orang tua saya,” terang mahasiswi STKIP Pasundan Cimahi Jurusan Olahraga Prodi PJKR semester V.
Soal tokoh idola, Afifah mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang ia idolakan sebagai manusia paling mulia karena akhlaknya dan ia pun sedikit demi sedikit sedang berusaha mencontoh sikap teladan dari Rasulullah seperti pemberani adil, amanah dan lain-lain.
“Adapun orang yang menginspirasi saya adalah Syahidan Lubis pemain liga pro futsal Indonesia yang pernah menjadi pemain timnas Indonesia karena ia menjadi pemain futsal sukses segudang prestasi dengan menjalankan syariat Islam,” terangnya.
Sementara itu, makna hidup bagi Afifah adalah berjuang dan selalu bertakwal kepada Allah.
“Saya percaya bahwa hidup itu sudah ada yang mengatur tapi tidak menutup diri kita untuk berjuang, dan bagi saya hidup bukan tentang dunia saja melainkan hidup untuk akhirat,” jelasnya.
Anak ke dua dari lima bersaudara ini juga menambahkan bahwa hal yang membuatnya selalu bersemangat dalam menjalani hidup adalah keyakinan bahwa di mana ada kesulitan di sana ada kemudahan.
“Lebih baik saya mengeluarkan air mata darah di masa muda agar masa tua saya tidak banyak mengeluarkan air mata dan darah. Masa muda boleh susah, namun masa tua tinggal menikmati hidup tanpa bersusah susah. Begitu juga dengan mengejar akhirat lebih baik susah di dunia dari pada susah di akhirat,” ulasnya.
Terakhir Afifah juga menyampaikan untuk jangan berhenti berjuang, jangan berputus asa terhadap takdir yang Allah berikan.
“Meskipun itu tidak baik menurut kita pasti Allah memiliki rencana yang lebih baik, yang terpenting adalah berjuang dan bersyukur. Di mana ada perjuangan di sana ada kesuksesan, ketika kita lelah untuk semua hal, kita boleh mengeluh namun jangan sampai menyerah dan seimbang untuk meraih prestasi di dunia maupun di akhirat,” sambungnya menutup perbincangan. (Tan)