BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Gigih dan penuh semangat, rasanya tidak lepas dari sosok gadis kelahiran Aceh Besar, 4 Maret 1997 bernama lengkap Miftahul Jannah atau yang akrab dipanggil Miftah.
Menjadi tunanetra tidak menghalanginya untuk meraih prestasi demi prestasi sejak Sekolah dasar hingga saat ini.
Tercatat saat SD ia pernah menjadi juara 2 Cipta baca puisi tahun 2008, juara 3 Cipta baca tahun 2009, juara 1 Tari tradisional Aceh tahun 2009, peringkat ke 7 Tari tradisional PKLK DIKDAS nasional, juara 1 O2SN catur tahun 2010, juara 1 Catur tahun 2011, juara 1 Cerdas Cermat tahun 2011 dan juara 3 Cerdas Cermat nasional tahun 2011.
Saat SMP, Miftah juga berhasil menjadi juara 1 Catur tingkat daerah tahun 2012, peringkat 6 Catur tingkat nasional tahun 2012 serta pernah menjadi juara 1,2, dan 3 dalam lomba Atletik lari dan lempar lompat jauh tingkat nasional.
Di samping itu, saat SMA ia berhasil menjadi juara 2 Cerdas cermat matematika tingkat Daerah tahun 2014, juara 1 Peparpernas tahun 2016, juara 1 jurnas Judo tahun 2015 serta juara 1 peparpenas jabar pekan paralimpik pelajar nasional tingkat jabar, atletik lompat jauh lari 100M dan tolak peluru.
Adapun saat berkuliah, Miftah pernah menjadi juara 1 seletnas judo tahun 2017, juara 8 Catur di telkom tahun 2017, juara 3 catur peparda Jawa Barat dalam tiga katagori tahun 2018, Atlit blind Judo Asian Para Game 2018, juara 2 Seleksi jurda jabar catur plestuples 2019 Untuk persiapan menuju PON/PARNAS papua yang akan datang
“Saya hobi berolahraga, musik dan menulis. Lewat olahraga dari beberapa cabang yang saya tekuni dapat membuat saya mempunyai target untuk jadi sang juara karena dari kecil saya sudah dikenalkan di dunia olahraga oleh ayah saya,” terangnya.
Sementara itu dari musik, terang pemilik tinggi 160 CM ini ia bisa mengeluarkan semua kejenuhannya sebagai media hiburan.
“Saya juga senang menulis, karena lewat sebuah tulisan saya bisa berkisah apapun itu yang bisa dicerna oleh banyak orang sehingga membuat si pembaca termotivasi, sebab saya ingin menjadi orang yang berguna bagi orang yang haus akan ilmu dahaga akan karya,” jelasnya penyuka Nasi Goreng, Ikan Balado dan Asam Padeh Khas Sumatera.
Terakhir Miftah juga mengaku suka dengan traveling, sebab di saat ia berliburan kemanapun ia bisa mendapatkan inspirasi baru untuk ide-ide yang akan di tuangkan dalam sebuah cerita.
“Saya juga memiliki motto hidup, jadilah hidupmu lebih berarti seperti orang lain. Kalau saya ingin menjadi penaku tak bertinta sebab kata itu punya makna yang sangat dalam bagi saya.Walaupun pena saya tidak bertinta namun iya memiliki makna melalui bintik-bintik tanda yang mencerminkan saya tunanetra,” ucapnya.
Ke depan Miftah juga berharap bisa menjadi lebih baik dari pada saat ini dan harus bangkit lagi demi masa depan adik-adiknya.
“Setelah ayah meninggal pada 2 Febuari 2020, saya punya tanggung jawab untuk masa depan adik-adik bahkan hitungan jam sebelum ayah meninggal saya masih sempat video call dengan ayah saya dan ayah pun selalu mengingatkan saya untuk bisa membangun masa depan adik-adik jauh lebih baik. Kata-kata tersebut selalu teringat dalam benak saya, sebab setiap kali telepon dengan ayah, beliau selalu mengatakan bahwa beliau menitipkan masa depan adik-adik kepada saya,” ucapnya.
Mahasiswi Universitas Pasundan jurusan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia ini pun bercerita bahwa ia bercita-cita menjadi seorang motivator agar bisa membangkitkan orang-orang yang sedang berputus asa, dan ingin mengubah pola pikir orang yang suka menyerah menjadi orang yang optimis untuk hidupnya dan masa depannya.
“Untuk aktifitas saat ini karena sedang dalam kondisi pandemi sehingga semua kegiatan olahraga di hentikan. Maka saya banyak menghabiskan waktu dengan berolahraga kecil dan menulis,” ungkapnya.
Adapun untuk tokoh idola Miftah mengatakan bahwa ia mengagumi sosok Baim Wong dan Ary Ginanjar. Sebab ada banyak sisi positif dari keduanya yang dapat Miftah ambil dan kerendahan hatinya bisa membuat banyak orang tersenyum.
“Saya juga termotivasi dari menara 165 yang ada tulisan asmaul husna. Saya kadang bertanya kepada diri sendiri kapan saya bisa seperti itu, atau kapan saya bisa membuat sebuah persinggahan khusus untuk anak-anak disabilitas, anak-anak yatim dan anak jalanan,” urainya.
Sementara itu, untuk sosok yang menginspirasinya Miftah mengatakan bahwa ia terinspirasi dari ayahnya. Di mana ia mengingat perjuangan ayahnya untuk sekolah yang pada masa itu untuk bersekolah tidak ada kepedulian keluarga maupun pemerintah.
“Bahkan ayah sempat berjalan kaki dari Labuhan Haji Aceh Selatan menuju Banda Aceh dengan menempuh waktu satu minggu dan setibanya ayah di Banda Aceh.
Ayah saya masuk ke panti Muhamadiyah Punge Blang Cut Banda Aceh dan untuk jajannya saja, ayah saya menyemir sepatu di belakang Mesjid Baiturrahman Banda Aceh dengan cara bersembunyi. Saya banyak belajar dari ayah, ayah itu sudah seperti ibu kedua bagi saya,” paparnya.
Pemilik tinggi 160CM ini juga mengungkapkan bahwa hidup yang ia maknai adalah harus bisa memberikan arti sebuah kehidupan bukan hanya sekedar hidup dengan sia-sia.
“Hal yang membuat saya bersemangat dalam menjalani hidup adalah percaya diri, terus tawakal dan menyerahkan kepada Allah dan yang pastinya tetap berusaha,” terang anak ke dua dari lima bersaudara.
Miftah juga mengatakan bahwa ia masih memiliki tiga orang adik yang sedang bersekolah, sehingga menjadi sumber semangatnya untuk dapat mewujudkan keinginan ayahnya.
“Terakhir saya juga ingin sedikit bercerita. Miftah ingin ada pihak yang terkait yang ingin tau tentang bagaimana kehidupan saya.
Dan saya berharap memang ada orang yang bisa bantu miftah bangkit dari keterpurukan sekarang ini. Agar saya bisa menjamin untuk masa depan adik-adiknya saya,” ujarnya.
Miftah melanjutkan bahwa mungkin banyak orang-orang diluar sana yang menilai dirinya hidup serba dengan kecukupan dan merasa ada apapun yang dibutuhkan, padahal di balik itu ia punya cerita yang tidak orang lain ketahui.
“Saya banyak di tipu orang dan banyak yang menjanjikan sesuatu hal yang belum mereka tepati. Kemudian setelah ayah meninggal juga banyak kejadian yang menyakiti ibu saya,” ulasnya.
Untuk ulasan ceritanya, terang Miftah dapat disaksikan di salah satu youtube milik penyanyi Indonesia yaitu Ryaas Randa Lida yang ada di Youtube https://youtu.be/ttUjzpJ7gMI atau instagram di https://www.instagram.com/p/CFzBoUYgGOn/?igshid=c2ahndiezz8n di mana semua kisah Miftah terungkap di chanel tersebut.
“Semoga dengan apa yang terjadi dari hidup saya bisa jadi pembelajaran untuk kita semuanya Dan semoga kita semua dijauhi dari orang-orang yang berniat jahat. Semoga Allah melindungi mereka dan semoga Allah selalu memudahkan rezeki mereka,” tutupnya. (Tan)