CIMAHI, WWW.PASJABAR.COM — Memiliki hobi di dunia Digital Editing, ungkap Moh. Fadli Alfikri yang akrab disapa Fadli, membuatnya bisa mengasah keterampilan dan otak untuk berinovasi dan improvisasi.
“Dengan berinovasi dan improvisasi, membuat saya melahirkan konsep pemikiran yang fresh dan tidak monoton,” terang pemuda kelahiran Pandeglang, 5 Januari 2000.
Dari hobinya ini, Fadli pun berhasil meraih prestasi yaitu meraih Juara II Lomba Poster Media Pembelajaran PKn yang diselenggarakan UPI dalam rangka dies natalis PKn ke-65 UPI tahun 2019 bersama rekannya Femila dan Juara II Lomba Poster Nasional Civic’s Law Celebration 2020 yang diselenggarakan oleh HMJ Hukum dan PKn Universitas Pendidikan Ganesha(UPG) Bali.
“Saya memiliki motto Ikhtiarkan, jika tidak kamu akan tetap tinggal dalam mimpi buruk, do more with less,” tandasnya.
Pemilik tinggi 161CM ini pun berharap ke depan bisa bermanfaat bagi agama, bangsa dan negara.
“Dalam agama setidaknya saya ingin bisa berkontribusi sebagai penyiar agama dan ajarannya. Dalam bangsa saya ingin bisa berkontribusi sebagai relawan yang ikhlas dan loyal membantu memecahkan permasalahan sosial, pendidikan, ekonomi di lingkungan keluarga, organisasi dan masyarakat. untuk negara setidaknya saya bisa berpartisipasi sebagai warganegara yang taat akan hukum yang berlaku serta ikut melestarikan tanah air indonesia,” paparnya.
Mahasiswa STKIP Pasundan Cimahi, jurusan Prodi PPKn semester V ini pun bercerita bahwa ia ingin menjadi seorang guru yang profesional, karena dengan menjadi guru yang profesional ia bisa menanamkan benih-benih ilmu kepada generasi penerus bangsa dan negara.
“Dengan menjadi guru juga setidaknya saya akan tetap belajar karena tanpa saya sadari buku sejarah akan semakin tebal dan masih banyak generasi bangsa yang harus saya cerdaskan,” urai pemfavorit warna hijau, hitam dan putih.
Penyuka Molen coklat, makanan berbahan pisang, martabak dan roti bakar ini juga kini tengah sibuk menjadi freelance dalam projek desain dan video, di samping mengikuti perkuliahan dan berorganisasi di kampus.
“Adapun tokoh idola saya adalah Nabi Muhammad, alasannya karena beliau adalah sosok penerang bagi kehidupan dunia terkhusus kehidupan saya sebagai manusia yang dahaga akan penerangan. Saya mengenal beliau bukan karena saya keluarganya atau sahabatnya atau temannya, melainkan saya mengenalnya karena saya adalah ummatnya. Dan saya mengetahui beliau dari orang-orang hebat sudah pasti beliau adalah orang yang paling hebat diantara orang-orang yang pernah saya idolakan,” urainya.
Sementara itu orang yang menginspirasinya tetang Fadli adalah kawan-kawannya yang selalu melangkah di depannya, sebab langkah mereka adalah langkah positif yang membawa ke arah kesuksesan. Karena ia pun ingin seperti mereka yang bisa bekerja dan berpikir.
“Hidup yang saya maknai adalah perjalanan mencari bekal, setiap bekal adalah bekal untuk kehidupan selanjutnya. Bekal yang saya maksud adalah ilmu dan pengalaman. Saya kira saya hanya perlu mengumpulkannya karena semut akan mencari di mana aroma manis berada. Seperti itulah perumpamaan makna kehidupan yang saya asumsikan,” urainya.
Sulung dari dua bersaudara ini juga selalu bersemangat dalam menjalani hidup karena tekad yang ada di dalam dirinya sendiri, di mana ia sadar bahwa kehidupan ini tidak akan pernah lepas dari pada perjuangan dan pengorbanan.
“Perumpamaan pengorbanannya itu saya harus merelakan tulang saya dipakai mendaki dan perjuangannya adalah mendaki gunung. Setiap hasil yang saya dapatkan hari ini adalah simbol perjuangan dan tantangan yang telah saya lalui,” tandasnya.
Fadli juga menyampaikan jika kita menginginkan kesuksesan maka pastikan dulu dimanakah kesuksesan itu akan berlabuh, jika hanya untuk kepentingan pribadi saja, kita tidak akan pernah merasakan kepuasan sampai mati.
“Jika kesuksesan kita berlabuh pada muara kemaslahatan bagi agama, bangsa dan negara kita akan merasakan kepuasan dan setidaknya kita merasakan semua orang tersenyum, menghormati jasa kita,” lanjutnya.
Kesuksesan juga sambung Fadli seperti pelangi, terlihat jelas namun kita tidak akan pernah mendapatinya berlabuh di suatu tempat meski kita sudah yakin itu adalah tempat pelangi itu berlabuh.
“Kesuksesan itu ada bila kita bersyukur atas apa yang sudah kita dapatkan. Sebab itulah kenapa orang lain selalu terlihat sukses padahal dirinya pun merasa bahwa dirinya belum sukses. Jika betul kita sudah merasa sukses bukan berarti kita berhenti berjuang. Tetap semangat karena masih banyak orang yang harus kita bahagiakan,” pungkasnya. (Tan)