BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Jiwamu adalah kekuatan terbesarmu jadi jangan pernah berhenti melangkah, itulah motto dari Anisa Meila Nurhayati yang akrab disapa Ica atau Nisa, mahasiswi Universitas Pasundan jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, semester IV.
Sejak kecil, gadis yang lahir di Bandung, 30 Mei 2001 ini pun selalu mengoptimalkan potensi dirinya, ia pun tercatat pernah memenangkan Juara 1 Pemula Tunggal Anak Putri Pencak Silat se Jawa Barat 2011, Juara 3 Madya Tunggal Anak Putri se Jawa Barat 2012, Juara 1 Madya Tunggal Anak Putri se Jawa Barat 2013, Juara 3 Membaca Puisi di FLS2N 2015, Juara Umum 3 sebagai Siswa Berprestasi di SMP dan Juara Umum siswa berprestasi di SMA.
“Menjadi orang sukses dan bermanfaat sudah pasti menjadi cita-cita semua orang, begitu pun saya. Saya ingin kedepannya bisa menjadi orang sukses yang dapat membantu banyak orang apalagi membantu anak-anak generasi bangsa untuk memiliki karakter yang positif, berkompeten dan berintelektual,” paparnya.
Saat ini, selain disibukkan dengan tugas-tugas perkuliahan, Anisa juga aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa, di sana ia menjabat sebagai Ketua Bidang Organisasi Departemen I, ia menjalankan banyak program kerja dan aktifitas di Himpunan Mahasiswa.
“Diluar itu semua, aktifitas saya yang lain adalah di sebuah padepokan bela diri yaitu pencak silat yang sudah saya tekuni sejak duduk di bangku sekolah dasar, di padepokan itu saya terkadang diamanahkan untuk mengajar bela diri kepada anak-anak dan remaja, yah sambil saya tetap belajar juga,” terang mahasiswi Universitas Pasundan jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, semester IV.
Soal hobi, penyuka ayam bakar dan ayam geprek ini berkata ia senang membaca buku fiksi, karena menurutnya dengan membaca buku fiksi kita dapat mengenal banyak karakter tokoh dan di dalam cerita tersebut sudah pasti kita mendapatkan suatu permasalahan yang kita juga bisa mengira-ngira apa cara yang akan diselesaikan oleh tokoh tersebut.
“Menurut saya dengan kita membaca buku fiksi kita akan mendapat banyak hikmah dari cerita-cerita yang kita temui. Selain itu saya suka sekali mendengar musik, karena dengan mendengarkan saja kita dapat sedikit meluapkan isi hati kita, entah itu kesedihan atau kesenangan, kalau saya sendiri sering menjadikan musik itu sebagai media saya berpikir untuk introspeksi diri karena alunan musik nya yang pas,” paparnya.
Anisa juga sempat bercerita bahwa ia sangat menfavoritkan warna biru. Bahkan ia suka sekali melihat langit yang berwarna biru, karena bisa membuat perasaanya menjadi tenang.
“Untuk cita-cita, jujur awalnya saya bercita-cita untuk menjadi tenaga medis, saya ingin menjadi dokter. Tapi entah bagaimana jalannya saya sekarang berada di ranah pendidikan, tetapi saya yakin dengan rencana Allah SWT yang menakdirkan saya sekarang menekuni bidang pendidikan, saya yakin betul di balik semuanya pasti ada hikmah yang indah, dan setelah ditekuni memang dunia pendidikan adalah pilihan yang bagus untuk saya,” terang gadis dengan tinggi 156 CM.
Adapun tentang tokoh idola, Anisa berkata bahwa ia tahu diluar sana banyak sekali tokoh yang sudah mendunia, tetapi ia sangat mengidolakan ibunya sendiri.
“Saya mengklaim bahwa ibu saya lah sebagai tokoh di dunia saya yang paling saya idolakan. Beliau adalah sosok yang baik, ramah, sabar, selalu ikhlas dalam masalah yang menerpanya dan selalu kuat dalam keadaan apapun. Saya sampai berpikir apakah saya bisa seperti beliau yang sangat menyayangi anaknya,” terangnya.
Bungsu dari dua bersaudara ini menambahkan bahwa selain sosok ibu yang jadi idola, ia juga sangat terinspirasi oleh ayahnya.
“Ayah adalah orang yang paling kompeten menurut saya, beliau adalah orang yang sangat teliti, teratur dan sangat perfeksionis. Yang paling saya inspirasikan terhadap beliau adalah sosok yang pekerja keras dan tidak kenal lelah, selain itu saya salut dengan sosok tanggung jawabnya,” ujarnya.
Anisa menambahkan bahwa hidup yang ia maknai adalah sebuah permainan yang harus diselesaikan.
“Kita harus menyelesaikan setiap teka teki atau permasalahannya, kita harus berbuat yang terbaik dan berbuat sesuatu yang bermanfaat selama hidup kita, karena kita tau setelah kehidupan di dunia akan ada kehidupan lain yang lebih abadi. Kita harus menyertakan Allah atau Tuhan kita di setiap langkah yang kita tempuh di hidup ini,” tandasnya.
Anisa juga selalu bersemangat dalam menjalani hidup karena ia tidak ingin kufur nikmat, ia harus selalu bersyukur dengan apa yang sudah ia dapat walaupun dalam keadaan tersulit pun, karena ia pun malu dengan orang- orang diluar sana yang tidak beruntung dan malah mempunyai masalah yang lebih berat.
Di mana ia juga mempunyai orang-orang yang menyayangi dirinya yang selalu mendukung dan membuatnya tetap semangat.
“Saya ingin melihat kedua orang tua saya, orang-orang yang saya sayang begitupun orang lain yang sudah saya bantu tersenyum bahagia ke arah saya, karena dengan begitu saya merasa bahagia dengan melihat mereka bahagia juga,” jawabnya saat ditanya soal harapan.
Terakhir Anisa berkata bahwa kita semua tau setiap orang mempunyai masalah, tapi jangan sampai kita terjajah oleh masalah kita sendiri. Iringi setiap langkah kita dengan percaya dan yakin sama Tuhan jika semuanya ada hikmah.
“Kita jangan meminta untuk dimudahkan dalam masalah atau urusan, tetapi kita harus meminta kepada Tuhan agar selalu dikuatkan dalam setiap permasalahan yang kita hadapi, karena dengan begitu kita akan terbentuk menjadi jiwa yang kokoh. Kita terbentur untuk lantas terbentuk,” tutupnya mengakhiri perbincangan. (tiwi)