BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Fakultas Hukum UNPAD dan Ikatan Keluarga Alumni Notariat (IKANO) UNPAD menyelenggarakan Webinar Nasional dengan Tema Branding Ekonomi Syariah Indonesia : Menuju Pusat Ekonomi Syariah Dunia pada Rabu (10/3/2021) secara virtual.
Adapun Keynote Speech diberikan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Prof. Dr. (HC) K.H. Ma’ruf Amin, Opening Remarks oleh rektor UNPAD, Prof. Dr. Rina Indiastuti, SE, M.SIE serta Welcoming Speech oleh Dekan Fakultas Hukum UNPAD, Dr. Idris, SH, MA dan Ketua Umum IKANO UNPAD, Dr. Ranti Fauza Mayana, SH.
Sementara itu pembicara dalam kegiatan ini yakni Sekjen Masyarakat Ekonomi Syariah, Iggi Haruman Achsien, Direktur Utama PT.Bank Syariah Indonesia, Tbk, Hery Gunardi, Akademisi Fakultas Hukum UNPAD Bidang Perbankan & Ekonomi Syariah, Dr. Lastuti Abubakar, SH, MH, Guru Besar Dalam Bidang Ilmu Manajemen Keuangan & Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi & Bisnis UNPAD, Prof. Dian Masyita, SE, M.T, Ph.D dan Notaris/ PPAT, Dr. H. Dhody AR. Widjajaatmadja, SH.
Dalam paparannya, Wakil Presiden Republik Indonesia Prof. Dr. (HC) K.H. Ma’ruf Amin, mengungkapkan sebagai negara dengan penduduk mayoritas muslim terbesar di dunia, Indonesia sangat potensial untuk mengembangkan keuangan dan ekonomi syariah dan berimplikasi pada kebutuhan produk dan jasa halal yang terus meningkat.
“Dengan berkembangnya kelas menengah dan generasi milenial muslim yang sadar akan kebutuhan dan melakukan kegiatan sesuai keyakinannya, maka semakin meningkatkan kebutuhan akan produk dan jasa keuangan syariah,” jelasnya.
Di samping itu, sambung Prof Ma’ruf Amin, Halal awarness yang tinggi akan menumbuhkan industri halal seperti halal food, halal fashion, halal travel dan lain-lain. Di mana dengan fakta tersebut Indonesia akan memperkuat ekosistem ekonomi dan keuangan syariah.
“Dengan potensi pasar dan SDM yang dimiliki oleh Indonesia sebagai negara mayoritas muslim di dunia, seharusnya Indonesia mampu menjadi pusat ekonomi syariah dunia. Oleh karena itu, perlu adanya upaya-upaya lebih besar dan sistematis dalam memperkuat ekonomi syariah,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Umum IKANO UNPAD Dr. Ranti Fauza Mayana S.H dalam sambutannya memaparkan bahwa Ekonomi dan keuangan syariah mengalami perkembangan pesat dalam dua dasawarsa terakhir, baik secara global maupun nasional.
The State of the Global Islamic Economy Report 2018/2019 melaporkan besaran pengeluaran untuk konsumsi dan gaya hidup halal berbasis syariah mencapai USD 2,1 triliun pada tahun 2017 dan diperkirakan akan terus tumbuh mencapai USD 3 triliun pada 2023, hal ini tentunya berimplikasi pada peningkatan permintaan terhadap produk dan jasa halal secara signifikan termasuk produk dan jasa keuangan syariah.
“Indonesia sendiri menaruh perhatian yang sangat serius kepada perkembangan ekonomi syariah agar mampu memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap percepatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Masterplan Ekonomi Syariah ditetapkan dengan mengusung visi Indonesia yang mandiri, makmur dan madani dengan menjadi pusat ekonomi syariah terkemuka di dunia,” urainya.
Ranti melanjutkan bahwa Bank Indonesia bersama dengan pemerintah dan institusi terkait juga telah meluncurkan 4Cs Strategy yang terdiri dari Commitment, Concrete, Collaborative dan Campaign yang mencakup komitmen kuat dari pihak – pihak terkait, konkretisasi program yang mudah diimplementasikan, kolaborasi dan sinergitas antara lembaga dan pihak terkait serta kampanye dan edukasi yang dilakukan secara intens mengenai nilai lebih dari gaya hidup halal.
“Aksi korporasi berupa merger yang melibatkan PT. Bank Syariah Mandiri (BSM), PT. Bank BRISyariah, Tbk (BRIS) dan PT. Bank BNI Syariah menjadi PT. Bank Syariah Indonesia, Tbk (BSI) merupakan langkah konkrit yang meniupkan optimisme meningkatnya pangsa pasar konsumen produk keuangan syariah pasca merger dan sebagai realisasi pembentukan bank syariah dengan aset terbesar di Indonesia yang dapat berkontribusi lebih optimal lagi dalam pertumbuhan ekonomi nasional,” urainya.
Pengembangan Ekonomi Syariah di Indonesia tentunya tidak dapat dilepaskan dari penguatan Branding Ekonomi Syariah, salah satunya melalui penguatan literasi dan edukasi masyarakat mengenai ekonomi dan keuangan syariah. Ekonomi syariah memerlukan branding yang kuat untuk bisa berkembang dengan lebih cepat sekaligus membuka peluang untuk meningkatkan nilai investasi dari dalam dan luar negeri.
“Webinar ini sebagai bentuk upaya menjalin komunikasi, sosialisasi, edukasi serta berkoordinasi untuk menyajikan literasi yang memadai mengenai pentingnya penguatan branding ekonomi syariah dalam mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi nasional yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pada akhirnya menempatkan Indonesia sebagai salah satu pusat ekonomi syariah dunia,” tandasnya.
Webinar ini sambung Ranti juga sebagai bentuk upaya sosialisasi, diskusi dan edukasi sekaligus peningkatan literasi dan branding ekonomi syariah.
Sementara itu, Ketua Magister Kenotariatan UNPAD Dr. Dadang Epi Sukarsa SH.MH menyampaikan rasa syukur bahwa webinar ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar.
“Alhamdulillah, kami ucapkan terimakasih banyak atas lancarnya kegiatan webinar ini yang juga sudah dihadiri oleh bapak Wakil Presiden RI, terimakasih kepada IKANO yang kerap mengadakan webinar-webinar, semoga webinar ini bukan yang terakhir tapi bisa jadi pemicu ke depan dan menjadi masukan yang luar biasa baik untuk praktisi maupun akademisi dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam pengembangan kurikulum dan tridharma perguruan tinggi di Fakultas Hukum,” ujarnya.
Terakhir Ketua Dewan Penasehat IKANO UNPAD, Badar Baraba SH MH menambahkan bahwa saat ini perbankan syariah menjadi alternatif bagi masyarakat yang tidak ingin menggunakan layanan perbankan konvensional, maka dari itu seharusnya perbankan syariah tidak menyamakan atau tidak mengikuti bank konvensional.
“Berkaitan dengan pendidikan, maka program magister kenotariatan UNPAD akan menjawab kebutuhan itu dan memasukannya dalam kurikulum pendidikannya, agar nanti lulusan magister kenotariatan sudah bisa menjawab tantangan tersebut,” tandasnya. (tiwi)