BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Sekolah tatap muka sudah tidak terjadi lebih dari setahun. Namun, sekitar sebulan lalu, asa menggelar sekolah tatap muka sempat jadi angin segar bagi dunia pendidikan.
Lewat konsep pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT), para siswa semula akan bisa kembali ke sekolah. Namun, jumlahnya dibatasi dan ditambah secara bertahap.
Rencana yang tadinya akan direalisasikan pada bulan Juli itu pun akhirnya buyar. Sebab, lonjakan kasus COVID-19 meningkat pesat. Pemerintah pusat pun memutuskan menerapkan PPKM Darurat.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pun belun bisa memastikan kapan PTMT bisa mulai dilakukan. Yang pasti, kondisi saat ini tidak memungkinkan untuk menggelar PTMT.
Digelarnya PTMT memberi kekhawatiran tersendiri di tengah lonjakan kasus yang ada. Sehingga, sejauh ini belum ada rencana kapan akan memberlakukan PTMT.
“Sektor pendidikan, sebagaimana diketahui, ada dua hal yang perlu diberitakan, bahwa masih tidak diizinkan (pembelajaran) tatap muka seiring dengan PPKM Darurat di 27 kota dan kabupaten (se-Jawa Barat),” kata Emil, sapaan akrabnya, dalam konferensi pers, beberapa waktu lalu.
Yang jelas, PTMT baru akan digelar setelah kasus COVID-19 mengalami penurunan. Di luar itu, ada berbagai parameter yang jadi pertimbangan sebelum memutuskan bakal menggelar PTMT.
Salah satunya, Pemprov Jawa Barat saat ini sedang berencana mematangkan vaksinasi bagi anak-anak. Hal ini untuk melindungi para siswa.
“Vaksinasi untuk anak-anak sedang kita persiapkan. Insya Allah akan segera dikoordinasikan. Sehingga, tidak hanya guru-gurunya saja yang divaksin, tapi juga anak sekolah. Karena (ada) jaminan jumlah vaksin dari pemerintah pusat,” jelas Emil. (ors)