BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Seniman Koko Koswara atau yang karib disapa Mang Koko, selama hidupnya telah menghasilkan 1.000 judul lagu. Sementara yang telah diarsipakan baru mencapai 500 judul lagu.
Mang Koko mulai menulis lagu pada 1940-an, sebagai seniman Mang Koko menghasilkan karya untuk berbagai kalangan usia mulai dari anak-anak, remaja, sampai dewasa. Mang Koko lahir pada 10 April 1917 dan wafat 4 Oktober 1985.
“Mang Koko merupakan salah satu agen pembaharu seni karawitan Sunda. Pembaruan dilakukan bukan hanya karena mengikuti selera masyarakat, melainkan ingin mengakrabkan karawitan dengan masyarakat,” terang putri Mang Koko, Ida Rosida dikutip dari rilisnya, Rabu (17/11/2021).
Ida menceritakan, ayahnya tidak hanya menghasilkan karya untuk seni kawih, tetapi juga seni drama dan gending karesmen. Salah satu kreasi milik Mang Koko yaitu “Wanda Anyar”. Ida menjelaskan, almarhum telah menciptakan ragam gending “Wanda Anyar” sejak 1960-an.
Kendati saat ini “Wanda Anyar” merupakan salah satu kreativitas seni Sunda. Pada awal penciptaannya, karya ini banyak menuai penolakan dari berbagai pihak.
“Dalam hal ini, Mang Koko suka sembunyi-sembunyi karena banyak yang menentang, karena dianggap merusak patokan karawitan. Bahkan ada juga yang menyebut sebagai Gamelan Beatles,” sambung Ida yang juga seniwati.
Lebih lanjut, Ida mengungkapkan dalam penelusuran lebih jauh, kreasi “Wanda Anyar” justru tidak merusak patokan karawitan Sunda. Ida mengatakan, Mang Koko hanya memvariasikan nada dan tabuhan gamelannya.
Seperti pada beberapa komposisi, Mang Koko memasukkan unsur suara kentongan. Dalam bagian lain, Mang Koko melengkapi bunyi kecapi dengan musik elektrik.
Melalui kreasi ini, Mang Koko mendapatkan Piagam Wijayakusumah pada 1971, sebagai tokoh pembaharu musik Sunda dari pemerintah pusat. (ytn)