BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – ITB telah melakukan berbagai riset dan penelitian bahan baku lokal, hal ini untuk mengurangi ketergantungan impor. Guru besar dari Ilmu Teknologi Pemrosesan Bahan Pangan, Fakultas Teknologi Industri ITB Prof Lienda Aliwarga Handojo mengatakan, pihaknya berfokus pada riset berbasis bahan baku lokal seperti sawit, kelapa, kakao, singkong, dan lain-lain.
Proses penelitian dilakukan dengan memanfaatkan berbagai proses pengolahan, untuk mendapatkan aneka produk pangan bernilai tambah. Penelitian pertama yang dilakukan, suplemen pakan ternak sabun kalsium. Tujuan penelitian ini adalah mengurangi impor susu Indonesia dengan meningkatkan produktivitas dan kualitas susu sapi lokal.
Sabun kalsium atau sering dikenal dengan lemak kalsium, diperoleh dari reaksi palm fatty acid distillate (PFAD) dengan kapur. PFAD merupakan produk samping proses pemurnian crude palm oil, yang jumlahnya sangat banyak di Indonesia.
Suplemen ini, dapat menaikkan produktivitas susu sapi perah secara signifikan termasuk kualitasnya. Hasil uji menunjukkan bahwa kualitas sabun kalsium yang dihasilkan sedikit lebih unggul, dari produk serupa yang ada di pasaran luar negeri.
Penelitian selanjutnya, fermented cassava flour (fercaf). Penelitian ini, berhasil mengembangkan tepung fercaf yang berfungsi sebagai diversifikasi pangan atau sebagai substitusi impor tepung terigu.
Hasil penelitian ini, telah memperoleh paten dan diaplikasikan oleh PT Cassava Industri Estat Tujuh Sembilan pada 2017 dengan memproduksi tepung fercaf ini dalam skala komersial.
Beberapa penelitian lainnya juga berhasil dilakukan, pengolahan whey untuk minuman bernutrisi. Whey yang merupakan limbah pabrik keju masih mengandung sekitar enam gram protein/liter, sehingga bisa diproses untuk menghasilkan minuman bernutrisi.
“Pemrosesan air kelapa untuk minuman siap saji menggunakan teknologi membran. Maupun pemrosesan daun stevia sebagai sumber gula alami rendah kalori,” imbuhnya.
Teknologi baru
Selain itu dilakukan pula adaptasi teknologi baru (novel processes) untuk pengolahan pangan. Pulse electric field untuk preservasi pasta alpukat dan pasta jahe. Alpukat merupakan buah yang tidak tahan panas, sehingga preservasi secara termal tidak bisa dilakukan. Adapula edible coating yang bisa dimanfaatkan untuk memperpanjang umur simpan buah.
“Masih akan muncul beragam teknologi baru, yang membutuhkan penyempurnaan melalui berbagai penelitian. Keberhasilan riset-riset di perguruan tinggi pun tidak dapat berjalan sendiri. Dibutuhkan sinergi dari semua pemangku kepentingan sebagai persiapan bangsa Indonesia untuk bersaing dan menghadapi tantangan global dalam industri pangan di masa depan,” pungkasnya. (ytn)