JAKARTA, WWW.PASJABAR.COM – PLN meluncurkan perahu listrik E-Boat, untuk membantu industri kecil menengah (IKM) di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Program ini bagian dari strategi program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) PLN Peduli dan Creating Share Value (CSV), yang mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan sekaligus memberikan nilai baik bagi masyarakat maupun bagi perusahaan.
General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTB, Lasiran mengungkapkan, pembuatan E-Boat merupakan salah satu bentuk komitmen PLN terhadap pengembangan ekosistem kendaraan listrik, salah satunya electrifying marine.
Melalui program TJSL, PLN memberikan bantuan sekitar Rp 500 juta, untuk membangun E-Boat dengan menggandeng IKM di bawah binaan Dinas Perindustrian Provinsi NTB.
“Ini merupakan satu lompatan besar di NTB untuk teknologi kendaraan listrik. Setelah sebelumnya berkolaborasi untuk sepeda listrik Matric, PLN kembali meluncurkan E Boat,” kata Lasiran, seperti dikutip PASJABAR dari laman pln, Minggu (2/1/2021).
Selain itu, PLN telah mempersiapkan infrastruktur yang diperlukan, untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik. Sejumlah titik Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) telah dibangun, tersebar di beberapa lokasi. Sehingga memudahkan pemilik kendaraan listrik, mengisi energi baterai kendaraanya.
Lebih murah
Sementara itu, M. Kamil, selaku IKM yang membuat Electric Boat menjelaskan, E-Boat yang diproduksi ini dilengkapi dengan tiga fitur, yaitu smart wireless key, auto balancing/self balancing dan juga black box. Proses pengisian energi juga dapat menggunakan listrik satu phasa dan tiga phasa dengan daya minimal 7.700 VA.
“Penggunaan listrik lebih murah apabila dibandingkan dengan penggunaan minyak. Dengan perahu listrik ini, efisiensinya 5x lebih hemat dibanding menggunakan menggunakan minyak”, jelas Kamil.
Baterai yang dipakai berjumlah 10 box dengan masing masing box memiliki 15 cell. Rangkaian baterai total berkapasitas 96 Volt 500 AH, yang dapat digunakan sekitar 2 jam di laut. Proses pengisian daya juga memerlukan waktu dua jam dengan mekanisme fast charging.
“Ini peluang bagus PLN menangkap industrialisasi. Bagian langkah kecil yang apabila dikawal akan memberikan dampak yang besar bagi NTB di masa depan,” kata Sekretaris Daerah Provinsi NTB, Lalu Gita Ariadi. (ytn)